KEDUDUKAN KETERANGAN SAKSI DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA

ABSTRAKIkram Hasanuddin Rustam, Nim 0165.02.38.2013, Kedudukan Keterangan Saksi Dalam Pembuktian Perkara Pidana (dibimbing oleh Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH., MH dan Dr. Syarifuddin, SH., MH).Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana kedudukan keterangan saksi dalam perkara pidana; (2) kendala-kendala apakah yang timbul dalam pemberian kesaksian dalam perkara pidana, sebagai alat bukti.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: untuk mengetahui kedudukan keterangan saksi dalam perkara pidana. Untuk mengetahui kendala-kendala yang timbul dalam pemberian kesaksian dalam perkara pidana, sebagai alat bukti. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yaitu perpaduan antara penelitian hukum normatif dan penelitian hukum sosiologis, dengan teknik analisa bahan hukum yang digunakan adalah kualitatif dengan dukungan kuantitatif terhadap bahan-bahan hukum primer serta bahan hukum sekunder, teknik pengumpulan bahan hukum dengan cara studi kepustakaan, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Kedudukan keterangan saksi dalam perkara persidangan pengadilan menjadi alat bukti yang sah dalam perkara pidana dan juga keterangan saksi sebagai alat bukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pemeriksaan perkara pidana di sidang pengadilan. Adapun kendala-kendala yang timbul dalam pemberian kesaksian dalam perkara pidana, sebagai alat bukti yaitu meninggal dunia atau ada halangan yang sah, tempat tinggal atau kediamannya jauh dari tempat sidang pengadilan, adanya tugas atau kewajiban dari negara yang dibebankan kepadanya. Dari hal tersebut dapat dikemukakan bahwa keterangan saksi akan memberi rasa aman terhadap saksi dan kerabatnya sampai selesainya kasus yang terkait dengannya, pada saat pemeriksaan pendahuluan saksi jauh kediamannya maka keterangan yang diberikan pada pemeriksaan pendahuluan dapat dugunakan dalam persidangan, sebelum hakim dapat mengambil keputusan, sebaiknya melihat dari berbagai aspek apa yang saksi ajukan/ucapkan didalam persidangan sehingga mendapatkan keyakinan dari apa yang saksi telah terangkan, saksi di sumpah dulu baru memberi kesaksian di penyidikan dalam suatu perkara pidana bukan saja di persidangan pengadilan