ANALISIS ANGIN PERMUKAAN DAN GELOMBANG PADA PERAIRAN SELATAN SULAWESI SELATAN MENURUT TINJAUAN DINAMIKA METEOROLOGI DALAM APLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN

ABSTRAKSutikno. Analisis Angin Permukaan dan Gelombang Pada Perairan Selatan Sulawesi Selatan Menurut Tinjauan Dinamika Meteorologi dalam Aplikasinya Terhadap Kegiatan Penangkapan Ikan. (dibimbing oleh H. Abdul Rauf, dan Asbar)Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) mengidentifikasi arah dominan dan kecepatan angin rata-rata yang membangkitkan gelombang; (2) mengetahui arah dan tinggi gelombang laut (gelombang signifikan dan gelombang maksimum) secara spasial dan temporal/bulanan; serta (3) mengetahui standar kesesuaian antara tinggi gelombang terhadap jenis/ukuran tonase kapal pada perairan selatan Sulawesi Selatan saat terjadinya musim barat, musim timur dan transisi musim. Data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara dan observasi lapangan, serta data sekunder berupa data arah dan kecepatan angin ketinggian 10 meter pengamatan tiap 6 jam tahun 2010 hingga 2014. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pada saat musim barat, angin dominan di perairan selatan Sulawesi Selatan bertiup dari arah baratdaya hingga barat laut dengan kecepatan angin rata-rata berkisar 5-15 knots. Pada saat transisi musim timur terjadi perubahan pola angin yaitu dari angin baratan menjadi angin timuran. Arah angin dari baratdaya hingga barat berlangsung hanya pada bulan Maret dan untuk bulan April hingga Mei arah angin dari timur hingga tenggara. Kecepatan angin rata-rata berkisar 5-10 knots. Pada saat musim timur angin dominan bertiup dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan angin rata-rata berkisar 10-15 knots. Pada saat transisi musim barat angin dominan bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan angin rata-rata berkisar 5-10 knots. Arah dan tinggi gelombang laut di perairan selatan Sulawesi Selatan umumnya bervariasi mengikuti pola angin. Gelombang bergerak dari arah barat hingga barat daya pada saat terjadi angin barat saat Monsun Asia, dan bergerak dari timur hingga tenggara pada saat terjadi angin timur saat Monsun Australia. Pada saat transisi Monsun Australia, arah gelombang sangat bervariasi, dimulai pada bulan Maret dari arah barat daya, kemudian bulan April Mei dari arah timur hingga tenggara. Sedangkan pada saat transisi Monsun Asia, arah gelombang bergerak dari tenggara hingga selatan. Pada saat musim baratan puncak gelombang tertinggi umumnya terjadi pada bulan Januari, sedangkan pada transisi musim timur terjadi puncak gelombang terendah di bulan April. Pada saat musim timuran, puncak gelombang tertinggi umumnya terjadi pada bulan Juli, sedangkan pada transisi musim barat terjadi puncak gelombang terendah di bulan November. Dari data standar kesesuaian antara gelombang dan ukuran kapal menunjukkan bahwa secara umum wilayah perairan selatan Sulawesi Selatan masih relatif aman untuk ukuran kapal 5-10 GT. Namunpun demikian nelayan tetap harus waspada terhadap adanya potensi gelombang ekstrem (absolut maksimum) pada saat musim baratan dimana gelombang dapat mencapai ketinggian diatas 3,5 meter, dan potensi gelombang tinggi diatas 2,5 meter dengan waktu yang lebih panjang pada saat musim timuran.Kata kunci: Angin Permukaan, Gelombang Laut, Standar Kesesuaia