Wujud budaya masyarakat Makassar dalam ungkapan mantra pagalung: tinjauan antropologi sastra

ABSTRAKRaodah.Wujud Budaya Masyarakat Makassar Dalam Ungkapan MantraPagalung Tinjauan Antropologi Sastra(dibimbing oleh EstiPertiwiningsihdan Hunaeni).Mantra Pagalungmerupakan hasil karya sastra Makassar yangbila dicermati, dapat digolongkan dalam puisi tradisional.Sepertiumumnya suatukarya sastra, di dalampuisimantra pagalungpun mencerminkan pola pikir,sikappendukungnya,danbenda hasil budaya pendukungnya.Dalam konteks ini,analisis seluk beluk atau corak kebudayaanyang paling relevanadalahantopologi budaya difungsikan untuk kepentingan telaah karya sastra, sehinggaselanjutnya disebut antropologi sastra.Tujuan penelitian iniadalahuntuk mengetahui gambaranpola-polapranata sosial budaya masyarakat Makassar.Melalui penelitian ini diungkapkandan dijelaskan tahapan pengolahan sawah secara tradisional, bentuk dan strukturpengungkapanmantra pagalung, serta wujud budaya masyarakat yang tercermindi dalammantra pagalungdi desa Bontomanai kecamatan Tompobulukabupaten Maros.Pembahasan dalammantra pagalungmasyarakat Makassardilakukandengan menggunakan pendekatanantropologi sastra.Metode pengumpulandatayang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu pertama metode penelitianpustakadilakukandenganmembaca buku-bukureferensiyang berkaitan denganobjek kajian,dankedua metode lapangan dilakukan dengan menggunakan teknikwawancaradan teknik catat.Analisis data dilakukan denganmenggunakanmetode deskriptif kualitatif, yakni menjelaskan data-data tersebut sesuai dengankeadaan data yang sebenarnya.Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa terdapat delapan tahapanpengolahan sawah secara tradisional yaknitahapappalili, tahapappanaung bine,tahapammukbuk bine,tahapappakarammula annanang, tahap ketikaambuaiaseya,tahapappangngassi ase,tahapappaballe ase,dan tahapappakarammulaanggalle ulu ase.Bentukmantra pagalung terdiri atas dua bagian yaitu bentukterikat (berpola) dan bentuk tidak terikat (bebas), sedangkanstrukturmantraterdiri atas tema atau makna yang berisi permohonan izin, pengharapan,keselamatan, dan rasa syukur. Amanat berisi agar senantiasa mengingat sanghalik, kerja keras dan pengharapan, keamanan dan keselamatan, serta senangtiasamensyukuri nikmat. Berdasarkanwujud budaya masyarakat ditemukan wujudide/gagasan tentang ketuhanan, kesuburan, dan keselamatan; wujudaktivitas/perilakuketika menyemai padi, mencabut benih, menanam padi,menjenguk padi, dan memulai panen; dan wujud benda-benda hasil yangberkaitan dengan alam, manusia, tempat dan peralatan.ix + 120 hlm