Hubungan Antara Religious Coping dengan Subjective Well-Being Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)

Hubungan Antara Religious Coping dengan Subjective Well-Being Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Aulia Putri Sari (auliaauliaps@gmail.com) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Orang dengan HIV/AIDS didalam tubuhnya cenderung memiliki subjective well-being yang tidak cukup baik jika dibandingkan dengan orang yang tidak terdapat virus HIV didalam tubuhnya, dikarenakan virus HIV dapat menyebabkan tekanan psikologis, sosial dan gangguan pada fisik pada ODHA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara religious coping dengan subjective well-being pada ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 60 subjek. Religious Coping diukur dengan skala The Brief Rcope oleh Pargament. Sedangkan subjective well-being diukur dengan skala PANAS (Positive and Negative Affect) dan SWLS (Satisfaction with Life Scale) yang dikembangkan oleh Dienner. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan korelasi pearson product moment menggunakan bantuan SPSS 25 for windows. Hasil analisis data menunjukkan nilai koefisien 0.210 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis sebesar 0.108 > 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara religious coping dengan subjective well-being pada ODHA di yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru. Peneliti juga melakukan analisis tambahan yaitu analisis antara aspek religious coping dengan subjective well-being. Berdasarkan hasil analisis tambahan antara aspek religious coping dengan subjective well-being, terdapat hanya satu aspek religious coping yang memiliki hubungan dengan subjective well-being yaitu aspek meaning dengan nilai koefisien 0.342 dan taraf signifikansi sebesar 0.008