PEMIKIRAN IBNU TAIMIYAH TENTANG POLITIK KEPEMIMPINAN NON MUSLIM

Roza Desrianti (2017) : Pemikiran Ibnu Taimiyah Tendang Politik Kepemimpinan Non Muslim Kontroversi “kepemimpinan non muslim” di tengah mayoritas umat Islam sering mengemuka. Secara historis, isu ini telah berlangsung lama dan selalu mengundang perdebatan di kalangan para ahli dari masa ke masa. Menanggapi persoalan ini para ulama terbagi menjadi dua kubu yakni sebagian mengharamkan tetapi sebagian lain membolehkan. Sebagian ulama yang membolehkan itu merujuk pada pendapat Ibnu Taimiyah. Seolah-olah mereka mengklaim bahwa Ibnu Taimiyah pernah mengatakan. “lebih baik dipimpin oleh pemimpin kafir yang adil, daripada dipimpin oleh pemimpin muslim yang zalim”. Mencermati pendapat diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah: bagaimana pemikiran Ibnu Taimiyah tentang politik kepemimpinan non muslim? Bagaimana Analisa terhadap pemikiran Ibnu Taimiyah tentang politik dalam kepemimpinan non muslim?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemikiran Ibnu Taimiyah tentang politik kepemimpinan non muslim dan untuk mengetahui analisa terhadap pemikiran Ibnu Taimiyah tentang politik kepemimpinan non muslim. Metodologi Penelitian ini adalah penelitian perpustakaan (library research) yaitu bentuk penelitian yang sumbernya diperoleh dari kepustakaan. Sumber data terdiri dari data skunder, data primer dan data tersier. Metode penelitian ini menggunakan metode deduktif dengan analisa metode konten analisis. Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa perkataan Ibnu Taimiyah tentang “lebih baik dipimpin oleh pemimpin kafir yang adil, daripada dipimpin oleh pemimpin muslim yang zalim”. Perkataan ini tidak ditemukan di dalam kitabnya. Perkataan Ibnu Taimiyah yang ditemukan dalam kitabnya yaitu: “Dikatakan sesungguhnya Allah akan menegakkan pemerintahan yang adil meskipun itu pemrintahan kafir, ii dan sebaliknya Allah tidak akan menegakkan pemerintahan yang zalim meski itu pemerintahan yang muslim”. Jika perkataan itupun ada, Penulis lebih setuju bahwa pemimpin bagi masyarakat muslim adalah pemimpin muslim berdasarkan firman Allah surat al-Maidah ayat 51, karena adil dalam berbagai pengertian ulama tafsir dan ulama fikih mengatakan bahwa salah satu kriteria adil adalah tidak melakukan dosa besar, sedang pemimpin kafir melakukan sebuah dosa besar yakni dengan tidak mengakui keesaan Allah