PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN TERHADAP ANGKUTAN KOTA(OPLET) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI KOTA PEKANBARU

Penelitian ini dilatar belakangi masih banyaknya angkutan kota yang terjaring dalam oprasi penumpang umum dan barang yang kedapatan melakukan pelanggaran izin yang seharusnya dilengkapi seluruh angkutan kota sebagian juga tidak memenuhi syarat layak jalan, hal ini dapat menimbulkan masalah berkaitan dengan keselamatan bagi penumpang dan pengguna jalan yang lain. Angkutan ini tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat menyebabkan kegiatan masyarakat untuk melakukan mobilsasi terganggu selain jumlah armada angkutan kota, faktor lain yang menyebabkan pelayanan tranportasi disuatu kota itu baik adalah terdapatnya fasilitas terminal angkutan kota yang nantinya akan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan transportasi. Tempat penelitian ini dilakukan di kantor dinas perhubungan kota Pekanbaru yang beralamat kan di jalan Dr. Sutomo No . 88, Pekanbaru, Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengawasan dinas perhubungan terhadap kendaraan angkutan kota berdasarkan peraturan daerah Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lalulintas angkutan Jalan di Kota Pekanbaru. Selain itu untuk mengetahui apa faktor penghambat pengawasan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru terhadap kendaraan angkutan Kota berdasarkan peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lalulintas angkutan Jalan di Kota Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian sosiologis dengan cara melakukan Surve kelapangan. Menurut sifatnya penelitian ini bersifat induktif yang menggambarkan secara lengkap dan terperinci mengenai Pengawasan Dinas Perhubungan Terhadap Angkutan Kota. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara Observasi, wawancara. Adapun yang menjadi sempel dalam penelitian ini adalah 74 orang dari Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru Beserta Kepala Bidang Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, Bidang Pengangkutan, supir angkutan Umum dan Masyarakat. Dalam hasil penelitian dilapangan bisa dikatakan pengawasan tersebut belum dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Terbukti dengan masih banyaknya angkutan kota yang beroprasi tidak sesuai dengan peraturan yang ada berdampak pada kenyamanan masyarakat sehingga tidak menutup kemungkinan hal ini juga mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan angkutan sebagai alat transportasi umum dalam berkegiatan sehari-hari yang dapat memberi keuntungan bagi pengendara angkutan Kota itu sendiri.adapun yang menjadi faktor penghambat yang mengakibatkan pengawasan angkutan kota ini tidak maksimal adalah: Kurangnya Sosialisasi dari Dinas Perhubungan Terhadap Angkutan Kota; faktor pelaku supir;Kurangnya kesadaran diri dari pihak angkutan kota oplet yang melakukan pelanggaran;kurangnya keahlian Dinas Perhubungan Dalam melakukan Pengawasan sesuai Bidang yang digelutinya