IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DALAM MATA PELAJARAN FIKIH DI MADRASAH TSANAWIYAH MIFTAHUL HIDAYAH PEKANBARU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa serta faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dalam mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Hidayah Pekanbarau. Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang mengimplementasi pembelajaran berorientasi aktivitas dalam mata pelajaran Fikih, sedangkan objeknya adalah implementasi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dalam mata pelajaran Fikih. Populasi dalam penelitian ini adalah 1 orang guru Fikih, karena populasi kecil maka peneliti tidak mengambil sampel. Mengingat jumlah populasi guru hanya 1 orang maka peneliti mengambil sampel dengan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi ditujukan kepada guru Fikih, wawancara diajukan kepada guru Fikih dan kepala sekolah. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai implementasi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dalam mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Hidayah Pekanbaru dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dalam mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Hidayah Pekanbaru dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah yang diperoleh yakni 63,25%. Sesuai dengan persentase yang penulis tetapkan bahwa berada pada kategori antara 61%-80% tergolong baik. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, yaitu: pertama, guru (pendidik) yang mengajar mata pelajaran Fikih merupakan guru tamatan dari pendidikan keguruan sehingga mengerti tentang metode dan strategi dalam mengajar; kedua, guru bisa langsung untuk membimbing dan mengawasi siswa sehingga dapat mendorong peningkatan kualitas siswa; ketiga, guru memilih metode belajar dan menggunakannya ketika mengajar; keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi, kerja kelompok, menjelaskan dengan teman yang belum paham,berdebat, tanya jawab, dan guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas secara leluasa untuk melakukan kreativitas, mengambangkan potensi melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan bakatnya; kelima, siswa mendapat dorongan dari guru agar mau mengajukan pertanyaa