PEMINDAHAN MAYAT DARI LUAR NEGARA STUDI KOMPERATIF MENURUT IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIKI

Latar belakang penulis mengangkat permasalahan ini adalah karena penulis melihat bahwa tidak ramai anggota masyarakat yang kurang faham mengenai pemindahan mayat dari luar negara. Maka, fonomena ini menarik perhatian penulis untuk mengkaji dalam sebuah penelitian : Pertama, bagaimana menurut imam Syafi’i mengenai pemindahan mayat dari tempat meninggal ketempat negara yang diinginkan. Kedua, bagaimana menurut imam Maliki mengenai pemindahan mayat dari tempat meninggal ketempat Negara yang diinginkan. Ketiga, bagaimana perbandinganan pemikiran menurut imam Syafi’i dan imam Maliki mengenai pemindahan mayat dari tempat meninggalnya ketempat Negara lain yang diinginkan. Penelitian ini adalah bersifat Library Reseach iaitu studi kepustakaan dan sumber primer dalam kajian ini adalah Kitab alUmm dan kitab al-Muwatha’. Manakala sumber kedua pula diperoleh dari pelbagai literarur yang ada kaitannya dengan permasalahan penelitian ini. Menurut imam Maliki bahwa pemindahan mayat luar Negara atau dari tempat meninggalnya adalah boleh, sebab yang membolehkan pemindahan mayat adalah dengan melihat kepada hadits riwayat Yahya bin Yahya berkaitan pemindahan mayat Sa’ad bin Abi Waqash dan Sa’id bin Zaid. Adapun menurut Imam Syafi’i haram memindahkan mayat keluar Negara atau dari tempat meninggalnya walaupun belum terjadi perubahan pada mayat. Ini disebabkan dengan pemindahan tersebut bisa menunda penguburan jenazah. Imam Syafi’i menyukai agar mayat segera dikuburkan apabila telah nyata kematian tersebut dengan mengambil hadits riwayat dari Abu Hurairah. Dari hasil penelitian ini, penulis berpendapat bahwa pandangan imam Syafi’i lebih kuat untuk diamalkan kerana didukung oleh syariah baik nash maupun jiwanya