ANALISIS PEMIKIRAN KOPERASI BUNG HATTA MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH

Perkembangan koperasi di Indonesia berdasarkan data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tahun 2012-2016 menggambarkan peningkatan jumlah koperasi yang aktif dari tahun ketahun, namun dari sisi kualitasnya menunjukkan penurunan. Salah satu penyebabnya adalah kualitas sumber daya manusia yang lemah. Perkembangan koperasi di Indonesia sangat diperlukan karena identik dengan ekonomi kerakyatan, yang tidak pernah terlepas dari sosok Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi. Dalam hal ini pemikiran koperasi Bung Hatta yang memiliki nilai-nilai keislaman perlu dikaji secara mendalam menurut konsep ekonomi syariah. Tujuan penelitan ini adalah untuk menganalisis bagaimana pemikiran koperasi Bung Hatta serta menganalisis bagaimana pemikiran koperasi Bung Hatta menurut perspektif ekonomi syariah. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Proses analisis yang dilakukan dengan pendekatan content analysis. Setelah berbagai data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian dilakukan analisis dari berbagai aspek dan didukung oleh beberapa literatur primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, pemikiran koperasi Bung Hatta telah tertuang dalam pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Kedua, pemikiran koperasi Bung Hatta menurut perspektif ekonomi syariah dalam nilai fundamental dan instrumental sangat relevan dalam masalah kepemilikan, keseimbangan, keadilan, tolong menolong, manfaat, mashlahah, kerjasama ekonomi, dan peran negara. Namun satu hal yang tidak relevan dengan konsep ekonomi syariah yakni masalah Riba/rente. Diharapkan pada pihak-pihak yang terkait dengan perkembangan koperasi agar tetap menerapkan prinsip dasar koperasi Bung Hatta salah satu diantaranya rasa kebersamaan, persamaan, dan tolong menolong (ta’awun). Kata Kunci: Koperasi Bung Hatta dan Ekonomi Syaria