PERAN BAITUL MAL-WATTAMWIL (BMT) DALAM PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL (STUDI KASUS PADA BMT USAHA GABUNGAN TERPADU SIDOGIRI PEKANBARU)

Latar belakang penulis mengambil judul ini karena perekonomian rakyat merupakan unsur penting dalam pembangunan ekonomi, dimana dengan menggiatkan sektor riil dapat menjadi tiang penyangga ekonomi agar semakin baik. Selain itu pemberdayaan sektor riil mempunyai posisi yang bagus dalam pengembangan ekonomi kelas bawah yang membutuhkan bantuan pinjaman modal untuk menggembangkan usahanya, dengan pembiayaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan, laju ekonomi suatu masyarakat lebih produktif. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana Peran Baitul Mal wat Tamwil (BMT) UGT-Sidogiri Cabang Pekanbaru Dalam Pemberdayaan Sektor Riil, apa faktor pendorong dan penghambat dalam pelaksanaan Pemberdayaan Sektor Riil dan bagaimana tinjauan ekonomi islam dalam pelaksanaan Pemberdayaan Sektor Riil di BMT UGT-Sidogiri Cabang Pekanbaru. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan di BMT UGT Sidogiri yang beralamat di Jalan Delima 99A No. 17, Tampan, Kota Pekanbaru, Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Baitul Mal-wattamwil (BMT) dalam Pemberdayaan Sektor Riil (Studi Kasus pada BMT UGT Sidogiri Pekanbaru). Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 370 orang nasabah yang mendapatkan pemberdayaan dari BMT UGT Sidogiri Pekanbaru. Dengan sampel diambil sebanyak 55 orang nasabah yang mendapatkan pemberdayaan dari BMT UGT Sidogiri Pekanbaru, dengan menggunakan metode Random sampling (pengambilan secara acak) dan dalam pengambilan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa BMT memiliki potensi dan peranan yang sangat besar dalam upaya mendukung pemberdayaan sektor riil yang memberikan pembiayaan jasa layanan kepada masyarakat, setidaknya hal ini dapat dilihat dalam praktek pemberdayaan yaitu dengan memberikan penyaluran dana atau pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menambah modal usaha, serta membantu dalam mengembangkan usaha ekonomi masyarakat. Faktor pendorong dalam pemberdayaan sektor riil adalah membantu masyarakat miskin yang memiliki usaha namun mengalami kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya. Faktor penghambat dalam memberdayakan sektor riil karena adanya masyarakat yang masih mengalami keterbatasan dana, sehingga usahanya sulit untuk berkembang. Dalam pandangan Islam, hubungan pinjammeminjam tidak dilarang, bahkan dianjurkan agar terjadi hubungan saling menguntungkan. Peran BMT UGT Sidogiri ini tidak bertentangan dengan prinsipprinsip Syari’ah, melainkan melakukannya atas dasar prinsip tolong-menolong dalam kebajikan. i Ekonomi Islam sebagai suatu alternatif bagi umat muslim untuk bertransaksi secara halal dan menghindari dari sistem riba dan gharar yang telah menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam. BMT sangat bersentuhan langsung dengan perekonomian masyarakat, dimana BMT dan sektor riil dapat menimalkan kegiatan spekulasi dalam usaha dan dan memaksimalkan kemampuan masyarakat dalam bidang produksi dengan pembiayaan-pembiayaan yang dilakukan sesuai dengan produk-produk yang berlaku pada tiap-tiap BMT yang ada. Kata Kunci: Sektor Riil, Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, dan Pembiayaa