CARA PENENTUAN PENGURUS MASJID DALAM MENETAPKAN ARAH KIBLAT MASJID DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI

Penulisan skripsi ini di latar belakangi oleh adanya isu pergeseran arah kiblat akibat pergeseran lempengan bumi yang disebabkan oleh gempa bumi, oleh sebab itu tanggal 1 Februari 2010 MUI mengeluarkan fatwa No. 3 tahun 2010 tentang kiblat, kemudian direvisi oleh fatwa MUI no. 5 tahun 2010 yang disahkan pada tanggal 1 Juli 2010 yang dalam Ketentuan Hukum nomor 03 menyatakan bahwa “Kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap kearah Barat Laut dengan posisi bervariasi sesuai dengan letak kawasan masing-masing, sedangkan kebanyakan masyarakat menganggap kiblat berada diarah barat tenggelamnya matahari sehingga perlu adanya perhitungan ulang terhadap arah kiblat masjid yang terdapat di Kecamatan Payung Sekaki. Adapun rumusan masalahnya adalah bagaimana cara pengurus Masjid dalam menentukan arah kiblat masjid di Kecamatan Payung Sekaki dan bagaimana keakuratan arah kiblat Masjid di Kecamatan Payung Sekaki. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian lapangan (field research). Data primernya yaitu data yang di dapat dari Pengurus Masjid serta tokoh masyarakat yang terdapat di Kecamatan Payung Sekaki, kemudian sumber sekundernya adalah buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 468 orang dari pengurus masjid serta tokoh masyarakat, untuk meghemat biaya dan waktu maka penulis hanya mengambil 50 orang sebagai sampel dari pengurus serta tokoh masyarakat di Kecamatan Payung Sekaki. Penetapan sampel menggunakan metode random sampling. adapun metode pengumpulan data adalah observasi dan wawancara, kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif. ii Hasil penelitian ini adalah bahwa dalam menetapkan arah kiblat masjid pengurus masjid menggunakan beberapa cara yaitu : perkiraan arah mata angin, berpedoman kepada matahari terbenam, bayangan matahari, berdasarkan perhitungan dan menjadikan bangunan masjid sebagai patokan arah kiblat serta mengenai tentang keakuratan arah kiblat, bahwa yang memiliki arah kiblat yang akurat hanya yang menggunakan metode bayangan matahari atau sering disebut rashdul kiblat, sedangkan yang menggunakan metode perkiraan arah mata angin dan menjadikan bangunan masjid sebagai patokan masih belum memiliki keakuratan arah kiblat, sehingga perlu adanya perubahan arah kiblat pada masjid yang menggunakan metode perkiraan arah angin dan menjadikan bangunan masjid sebagai patokan arah kiblat