PELAKSANAAN SISTEM MUSAQAH DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAWIT DI DESA SUNGAI PUTIH KECAMATAN TAPUNG DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM

Skripsi ini berjudul: Pelaksanaan Sistem Musaqah Dalam Pengelolaan Perkebunan Sawit Di Desa Sungai Putih Kecamatan Tapung Ditinjau Menurut Ekonomi Islam. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang berlokasi di Desa Sungai Putih Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Penelitian ini di latarbelakangi oleh adanya pengelolaan perkebunan sawit yang dilakukan atas dasar kepercayaan. Pemilik kebun mengamanahkan seorang untuk merawat kebunnya dan untuk di ambil hasilnya tanpa adanya pengawasan secara rutin, sedangkan pembagian hasilnya sesuai dengan kesepakatan, kemudian dalam perjanjian kerja tidak dibuat secara tertulis dan tidak juga menentukan batas waktu kerja. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan sistem musaqah dalam pengelolaan perkebunan sawit di Desa Sungai Putih, bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap pelaksanaan sistem musaqah dalam pengelolaan perkebunan sawit di Desa Sungai Putih, dan Bagaimana relevansi sistem musaqah dalam pengelolaan perkebunan sawit saat ini. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik kebun sawit dan pekerjanya, yang menjadi objeknya adalah Pelaksanaan Sistem musaqah dalam pengelolaan perkebunan sawit di Desa Sungai Putih. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 41 orang yang terdiri dari 30 orang pemilik kebun dan 11 orang pekerja kebun. Penulis mengambil seluruh sampel dengan teknik total sampling. Adapun metode pengumpulan data adalah dengan cara observasi, wawancara dan angket. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Kemudian data yang di peroleh di analisa dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan penulisan dalam penelitian ini menggunakan metode deduktif, induktif dan deskriptif. Dari hasil penelitian dapat di ketahui bahwa Dalam pelaksanaannya sebelum melakukan pengelolaan kebun, pemilik kebun dan pekerja tidak melakukan kesepakatan secara tertulis, hal ini akan menimbulkan kemungkinan terjadinya ketidak sesuaian antara kesepakatan kerja dengan hasil pekerjaan yang dilakukan. Dalam kesepakatan awal tidak menentukan batas waktu pekerjaan sehingga sewaktu-waktu salah satu pihak dapat dengan mudah memutuskan kerjasama secara sepihak, sehingga dari segi ekonomi dapat merugikan salah satu pihak. Pandangan Ekonomi Islam terhadap pelaksanaan sistem musaqah yang di praktekkan Masyarakat Desa Sungai Putih bahwa dalam pelaksanaannya bertujuan sangat baik yaitu untuk kemaslahatan bersama, namun dalam prakteknya masih menimbulkan unsur gharar (kesamaran). Idealnya pelaksanaan kerjasama dalam Islam yakni perjanjian hendaklah di buat secara tertulis dan mempunyai batas waktu. Kemudian agar tidak menjadi peluang bagi sipekerja untuk melakukan kecurangan hendaknya di lakukan pengawasan dan tinjauan langsung ke lapangan, ini juga menunjukkan kepedulian seorang pemilik kebun terhadap orang yang di pekerjakannya. Relevansi musaqah sebagai sistem kerjasama pengelolaan perkebunan sawit saat ini, yaitu di buktikan dengan adanya kerja sama dalam bidang pengelolaan perkebunan sawit yang di lakukan oleh masyarakat Desa Sungai Putih sampai sekarang