PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PADA KOPERASI UNIT DESA (KUD) ANUGERAH KECAMATAN BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR

Kegiatan simpan pinjam yang dilakukan pada Koperasi Unit Desa (KUD) Anugrah Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir, tidak tertutup kemungkinan terjadinya wanprestasi atau keterlambatan dalam melakukan pembayaran angsuran sebagaimana yang telah ditentukan. Di samping keterlambatan melakukan pembayaran angsuran, ada juga anggota yang tidak mampu lagi melakukan pembayaran karena hasil kebun kelapa sawitnya semakin lama semakin menurun dan ditambah pula dengan banyaknya pengeluaran karena beban biaya hidup, seperti biaya anak-anak untuk sekolah, kondisi yang sedang sakit dan sebagainya. Hal ini juga menjadi permasalahan yang harus diselesaikan, karena peredaran uang yang dipinjamkan oleh koperasi juga berasal dari anggota. Oleh karena itu pembayaran yang dilakukan oleh peminjam merupakan hal yang sangat penting, karena uang yang dipinjamkan tersebut merupakan hak anggota lain yang telah menyimpan uangnya pada koperasi. Dari latar belakang di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, adalah bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit pada KUD Anugerah Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir, bagaimana penyelesaian dan kendalanya terhadap peminjam yang wanprestasi, dan apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi yang dilakukan oleh peminjam. Penelitian ini adalah penelitian lapangan artinya penelitian yang langsung mengumpulkan data di lokasi penelitian, dengan menggunakan alat pengumpul data berupa angket dan wawancara. Data yang dikumpulkan mengenai penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam uang pada KUD Anugrah, serta hambatan dalam penyelesaian wanprestasi tersebut. Dari hasil penelitian dapat diketahui, bahwa pelaksanaan perjanjian kredit pada KUD Anugerah Bagan Sinembah, didahului dengan nasabah harus mengisi formulir surat perjanjian pinjaman, dengan memenuhi persyaratan, bahwa nasabah harus anggota KUD Anugerah, masyarakat setempat, memiliki kebun sawit, serta permohonan tersebut disetujui oleh pengurus koperasi. Dengan ketentuan bahwa nasabah harus berpedoman kepada jangka waktu pinjaman, bungan pinjaman, serta kesepakatan antara kedua belah pihak. Penyelesaian terhadap nasabah yang wanprestasi adalah, tahap pertama diberikan surat teguran dan kemudian memanggil nasabah yang bersangkutan, kemudian dilakukan perundingan agar nasabah dapat mencicil angsuran yang telah lewat jatuh tempo tersebut. Sedangkan hambatan yang dialami pengurus koperasi dalam penyelesaian wanprestasi nasabah tersebut adalah nasabah yang dipanggil tidak mau datang dan bahkan ada yang pindah alamat sehingga menyulitkan bagi pengurus koperasi untuk menghubungi yang bersangkutan. Sampai saat ini penyelesaian yang dilakukan oleh pihak koperasi adalah dengan melakukan pendekatan dan musyawarah untuk mencari solusi yang terbaik, dan penyelesaian kasus kredit macet pada KUD Anugerah ini belum pernah sampai ke pengadilan. Faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi bagi nasabah peminjam antara lain, adalah menurunnya penghasilan nasabah sehingga sulit untuk membayar angsuran. Kemudian nasabah keluar dari keanggotaan koperasi dan pindah ke tempat lain, sehingga angsuran menjadi macet karena nasabah tidak lagi menetap sebagai anggota masyarakat. di samping itu juga tidak adanya iktikad baik bagi nasabah tersebut untuk mencicil angsuran yang telah lewat jatuh tempo, sebagaimana yang telah diputuskan dalam musyawarah dengan pengurus koperasi