PENERAPAN SISTEM TIMBANGAN DALAM JUAL BELI AYAM POTONG DI PASAR SELASA PANAM PEKANBARU DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI ISLAM

Kegiatan perdagangan (jual beli) tidak lepas dari takaran atau timbangan, karena timbangan berfungsi untuk mengukur atau mengetahui berat suatu barang dan berapa harga yang harus dibayar. Pasar Selasa Panam merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di kota Pekanbaru dan merupakan salah satu pusat perbelanjaan masyarakat. Dipasar Selasa Panam terdapat beraneka ragam barang yang di perdagangkan baik yang bersifat primer maupun skunder, khususnya pada kegiatan jual beli ayam potong. Para pedagang ayam potong di Pasar Selasa masih banyak yang menyalahi aturan dalam berjual beli terutama pada pelaksanaan takaran dan timbangan pada penjualan ayam potong, seperti pedagang yang tidak menyempurnakan timbangan pada saat menimbang dalam kata lain masih ada pedagang yang berlaku curang pada saat menimbang. Padahal dalam Islam telah ada aturan-aturan yang mengatur tentang takaran atau timbangan dalam berjual beli seperti dalam al-Qurkan dijelaskan bahwa apabila dalam melakukan jual beli dituntut untuk memenuhi takaran dan timbangan (Q. S Al-Isra ayat 35). Penulisan skripsi ini memiliki dua tujuan utama yaitu: pertama untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem timbangan dalam jual beli ayam potong di Pasar Selasa Panam Pekanbaru, dan kedua untuk mengetahui bagaimana tinjauan aspek ekonomi Islam terhadap penerapan sistem timbangan dalam jual beli ayam potong di Pasar Selasa Panam Pekanbaru. Metode penulisan skripsi ini berasal dari penelitian lapangan, dengan teknik accidental sampling, untuk mendapatkan hasil yang akurat penulis melakukan wawancara, observasi dan angket yang penulis lakukan terhadap pedagang dan pembeli (konsumen) ayam potong di Pasar Selasa Panam Pekanbaru. Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa para pedagang ayam potong di Pasar Selasa Panam Pekanbaru dalam pelaksanaanya belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, karena masih ada pedagang yang berlaku curang dalam penimbangan yaitu sebanyak 67% namun demikian tidak semua pedagang berlaku curang, masih ada pedagang yang berlaku jujur dan sesuai dengan syariat Islam yaitu sebanyak 33% pedagang yang berlaku jujur