ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA PT PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) Cabang Teluk Bayur

Berdasarkan pembahasan – pembahasan yang telah diuraikan pada bab – bab sebelumny, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur adalah Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang bergerak dibidang pelayaran dan kelautan.Sebagai salah satu perusahaan yang diandalkan oleh pemerintah, PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur terus berusaha untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Maka untuk menilainya dilakukan analisa terhadap laporan keuangan terutama analisa rasio agar dapat diketahui bagaimana performance keuangan perusahaan. 2. Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses penilaian keadaan keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa lampau, serta meramalkan keadaan perusahaan pada masa yang akan datang. Analisa laporan menggunakan Rasio Liquiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Aktivitas. 3. Dari segi likuiditas PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur apabila dilihat dari angka Current Ratio, dapat disimpulkan selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2008 – 2010 mempunyai kemampuan yang rendah untuk membayar hutang – hutangnya yang akan jatuh tempo. Hal ini dapat dilihat dengan Current Rationya yang selalu berada dibawah angka 2, dimana angka itu dijadikan standar umum likuiditas perusahaan. Begitu juga jika dilihat dari Quick Ratio perusahaan, dimana dapat disimpulkan bahwa Quick Ratio PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur selama tahun 2008 – 2010 berada dalam keadaan kurang likuid, dikarenakan perusahaan tidak mampu menutupi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Dan jika dilihat dari segi Cash Ratio dapat disimpulkan bahwa Cash Ratio pada PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan kas masih rendah, sehingga apabila ditinjau dari Cash Ratio maka perusahaan dalam keadaan illiquid dan cash perusahaan tidak dapat diharapkan untuk melunasi hutang jangka pendeknya. 4. Dari segi solvabilitas dapat disimpulkan bahwa, solvabilitas perusahaan mengalami kenaikan pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2009 cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena kenaikan hutang yang tidak proporsional dengan perubahan modal yang dimiliki. Walaupun demikian PT. Pelabuhan Indonesi II (Persero) Cabang Teluk Bayur dalam memenuhi kewajibannya pada saat dilikuidasi dapat dikatakan solvabel karena jumlah modal yang dimiliki lebih besar daripada jumlah hutang yang harus dibayar. 5. Dari segi profitabilitas dapat disimpulkan bahwa PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur berada dalam kondisi tidak baik pada tahun 2009 karena laba yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2010 laba yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan penjualan ataupun pendapatan, sehingga menyebabkan laba usaha perusahaan cenderung mengalami peningkatan. 6. Untuk Rasio Aktivitas PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur, dapat dikatakan dalam keadaan yang cukup stabil. Ini berarti bahwa efisiensi dan efektifitas PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur dalam menjalankan aktifitasnya cukup baik, ini terlihat dari angka rasio perusahaan yang relative kecil