Analisis Budaya Kerja Suis Butcher Bandung Berdasarkan Teori Cameron & Quinn

Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama. Dalam hal ini, Suis Butcher yang memiliki karyawan dengan latar belakang yang berbeda-beda belum memiliki budaya organisasi selama menjalankan usahanya. Pihak manajemen personalia pun mengharapkan dapat mengetahui tipe budaya kerja yang ada pada Suis Butcher. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe budaya Suis Butcher saat ini dan mengetahui tipe budaya kerja yang diharapkan Suis Butcher dengan melakukan pemetaan budaya ke dalam empat tipe budaya dari konsep “Competing Value Framework” Cameron & Quinn. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini tipe budaya yang digunakan dari teori Cameron & Quinn adalah Clan, Adhocracy, Market, dan Hierarchy. Sementara itu, sample dalam penelitian ini menggunakan sample jenuh, yaitu seluruh karyawan Suis Butcher sejumlah 50 orang. Dalam menganalisis data secara kuantitatif Penulis menggunakan perhitungan rank order, sementara untuk analisis kualitatif dengan teknik wawancara yang nantinya diambil sebuah kesimpulan. Hasil dari perhitungan rank order kemudian dipetakan ke dalam gambar Competing Value Framework , maka didapatlah bahwa tipe budaya Suis Butcher saat ini adalah Adhocracy dengan persentase 89,2% dan budaya yang diharapkan adalah budaya Market dengan persentase sebesar 93%. Penulis memberikan beberapa saran kepada Suis Butcher yaitu jika ingin menerapkan budaya Market maka sebaik pihak manajemen Suis Butcher memfokuskan perusahaan pada hubungan dengan para stakeholder, mengarahkan organisasi pada produktifitas, hasil dan profit dan manajer memiliki kemampuan untuk menyusun strategi yang tepat dan memunculkan ide-ide baru. Jika perusahaan ingin memperkuat budaya Adhocracy, diharapkan perusahaan memperkuat perilaku seperti memberikan pelatihan kepada pegawai dengan tujuan mengaplikasikan cara berpikir kreatif, mengembangkan kreativitas dalam organisasi dan memberikan penghargaan terhadap pegawai yang kreatif dan inovatif