PRINSIP KERJASAMA DALAM NASKAH DRAMA JPRET KARYA PUTU WIJAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN TEKS DRAMA/FILM KELAS XI SMA

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pematuhan dan pelanggaran yang terjadi dalam naskah drama JPRET karya Putu Wijaya, menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan merujuk pada teori prinsip kerjasama, yang di dalamnya terdapat empat maksim, yaitu: maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Dalam penelitian ini, didapatkan hasil 54 paraton, dan terdapat 573 data. Sebanyak 59% (339 data) pematuhan, yang terdiri dari: (1) Sebanyak 15% (88 data) pada pematuhan maksim kualitas, (2) Sebanyak 24% (139 data) pada pematuhan maksim kuantitas, (3) Sebanyak 17% (98 data) pada pematuhan maksim relevansi, (4) Sebanyak 2% (14 data) pada pematuhan maksim cara. Terdapat analisis pelanggaran maksim yang sebanyak 41% (234 data), yang terdiri dari: (1) Sebanyak 13% (73 data) pada pelanggaran maksim kualitas, (2) Sebanyak 9% (54 data) pada pelanggaran maksim kuantitas, (3) Sebanyak 7% (40 data) pada pelanggaran maksim relevansi, (4) Sebanyak 12% (67 data) pada pelanggaran maksim cara. Data ini hasil analisis dari sebagain besar dialog yang ada dalam naskah drama JPRET karya Putu Wijaya yang mengandung pematuhan dan pelanggaran maksim: maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, maksim cara. Penelitian ini memiliki implikasi terhadap pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, yang terdapat dalam KD 3.1 yaitu memahami struktur dan kaidah teks drama, baik secara lisan maupun tulisan, dan KD 4.1 yaitu menginterpretasi makna teks drama, baik secara lisan maupun tulisan. Jika terdapat saran dan masukan yang lebih mendetail yang berhubungan dengan prinsip kerja sama, maupun tentang naskah drama, yang dapat dijadikan bahan ajar yang lebih kreatif, menarik, dan lebih fokus mendalami teori dan fenomena yang ada di lingkungan sekitar