PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MODEL IPS TERPADU DAN IPS TERPISAH KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO

ABSTRAK Prahara, Rahma Sandhi. 2010. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Model IPS Terpadu dan IPS Terpisah Kelas VIII di SMP Negeri 2 Pungging Kabupaten Mojokerto . Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Eknomi, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Agung Haryono, S.E, M.P, A.k., (II) Grisvia Agustin, S.E, M.Sc. Kata Kunci : Hasil Belajar, IPS Terpadu, IPS Terpisah Pada tahun 2006 pemerintah merilis kurikulum baru yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan secara serentak di tahun 2008 setelah sosialisasi selama 2 tahun. Dalam kurikulum KTSP menghendaki pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yakni Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi di tingkat Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu. Pada kenyataannya, pelaksanaan IPS di SMP/MTs sebagian besar masih dilaksanakan secara Terpisah. Pembelajaran yang dilakukan sesuai bidang kajian masing-masing yakni Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pungging Kabupaten Mojokerto yakni kelas VIII A – VIII G dan sampelnya yaitu kelas VIII B dan VIII C dengan menggunakan sampel bertujuan (Purposive Sampling). Instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan hasil belajar yang berupa pre test dan post test. Uji validitas menggunakan Pearson Product Moment, uji reliabelitas menggunakan Alpha Cronbach, dan analisis data menggunakan T-Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model IPS Terpadu, (2) ada peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model IPS Terpisah dan (3) tidak ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model IPS Terpadu dan IPS Terpisah. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan: (1) guru menggunakan kurikulum pemerintah yang berlaku yakni KTSP dengan model Terpadu, (2) Sekolah hendaknya memberikan pelatihan-pelatihan untuk guru agar pemahaman guru tentang IPS Terpadu lebih memudahkan guru dalam penerapannya di lapangan, (3) Peneliti hendaknya belajar memahami konsep IPS Terpadu dalam menyusun instrumen yang terpadu, (4) Penelitian selanjutnya di sarankan untuk menggunakan model IPS Terpadu pada sampel yang lebih luas dan menggunakan instrumen penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan berifkir kritisnya