Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang Diimplementasikan melalui Lesson Study pada Materi Plantae dan Jamur untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Mia-2 SMA Negeri 6 Malang

ABSTRAKNurhidayah, Febryna. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang Diimplementasikan melalui Lesson Study pada Materi Plantae dan Jamur untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Mia-2 SMA Negeri 6 Malang. Skripsi. Jurusan Biologi Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dra. Herawati Susilo M.Sc, Ph.D (II) Prof. Dr. Dra Utami Sri Hastuti, M.Pd.Kata Kunci : Problem Based Learning, Lesson Study, Keterampilan Berpikir Kritis, Hasil Belajar. Pemahaman materi yang kurang pada siswa Kelas X MIA-2 mengakibat-kan rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang cocok bagi siswa yaitu Problem Based Learning (PBL). PBL memiliki cakupan pembahasan yang luas dan tidak terbatas pada satu bidang ilmu saja, karena pem-belajaran didasarkan pada masalah dan siswa diminta untuk berlatih memecahkan masalah. Tujuan penelitian ini adalah (1) Penerapan model pembelajaran PBL yang diimplementasikan melalui LS pada materi Plantae dan Jamur dapat mening-katkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X MIA 2 SMAN 6 Malang; (2) Pe-nerapan model pembelajaran PBL yang diimplementasikan melalui LS pada ma-teri Plantae dan Jamur dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIA 2 SMAN 6 Malang; (3) Respon siswa mengenai penerapan model PBL yang diim-plementasikan melalui LS pada materi Plantae dan Jamur. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilaksa-nakan melalui Lesson Study. Tahap penelitian tindakan kelas adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, sedangkan tahap Lesson Study adalah plan, do, see. Penelitian dilakukan pada materi Plantae pada siklus I dan Jamur pada si-klus II. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, angket, dan tes. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur menggunakan soal dengan indikator kemampuan berpikir kritis yang dilaksanakan pada akhir siklus, sedangkan hasil belajar siswa diukur melalui perpaduan antara observasi dan tes pada akhir siklus. Observasi digunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotorik siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keterampilan berpikir kritis sis-wa meningkat pada siklus I dan siklus II sebesar 11,33%.(2) Hasil belajar siswa meliputi 3 ranah yaitu afektif, psikomotorik dan kognitif. Ranah afektif mengala-mi peningkatan sebesar 20,84. Ranah psikomotorik mengalami peningkatan sebe-sar 19, sedangkan pada ranah kognitif juga mengalami peningkatan sebesar 17,64. Jadi hasil belajar meningkat dari siklus I dan siklus II dari ketiga ranah tersebut; (3) Berdasarkan angket respon siswa pada siklus I dan II, dapat diketahui bahwa siswa merasa senang dengan model pembelajaran PBL. Siklus I dan siklus II pada respon positif meningkat sebesar 6,67%, sedangkan respon negatif siswa menurun sebesar 6,7%. Setelah peneliti melakukan penelitian ini, adapun saran yang disam-paikan oleh penulis yaitu diharapkan guru untuk memperhatikan waktu ketika me-ngajar menggunakan model pembelajaran PBL, guru diharapkan lebih aktif untuk melatih siswa dalam mencari dan memecahkan masalah yang sesuai dengan konsep materi