Penerapan Pembelajaran Kontekstual melalui Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil belajar Siswa Kelas X2 SMAN 6 Malang

ABSTRAK Fitriana, Diah Ayu Eka. 2011. Penerapan Pembelajaran Kontekstual melalui Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil belajar Siswa Kelas X2 SMAN 6 Malang. Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Hadi Suwono, M.Si., (II) Dra. Sri Rahayu Lestari, M.Si. Kata Kunci: Pembelajaran Kontekstual, Problem Based Learning, Keterampilan Berpikir Kritis, Hasil Belajar. Pembelajaran seyogyanya dapat memberikan makna bagi siswa. Pembelajaran bukan hanya bertujuan agar siswa mampu mengingat informasi faktual dengan baik, tetapi siswa harus mengonstruk sendiri pengetahuan yang diperolehnya. Agar siswa benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya, dan bergulat dengan ide-ide. Peran guru dalam kelas tidak lagi sebagai sumber informasi, tetapi sebagai fasilitator yang kreatif. Berdasarkan hasil observasi di kelas X SMAN 6 Malang menunjukkan adanya beberapa masalah dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Siswa masih sering enggan mengungkapkan pertanyaan atau jawaban ketika proses pembelajaran berlangsung. Siswa juga hanya bertanya atau menjawab pertanyaan apabila ditunjuk oleh guru atau ketika dijanjikan akan diganjar dengan nilai saja. Siswa tidak terbiasa mengungkapkan pertanyaan, saran, kritik dan pendapat yang ada di pikirannya selama pembelajaran. Selama pembelajaran siswa hanya terkesan mengikuti alur saja tanpa ada keterlibatan yang berarti dari siswa. Apa yang mereka kerjakan adalah apa yang telah guru perintahkan tanpa ada inisiatif cara belajar yang lain. Menurut sebagian siswa materi ekosistem adalah materi yang hanya memerlukan kemampuan menghafal. Pada dasarnya, materi ekosistem adalah materi yang memerlukan pemahaman secara bermakna, tidak sekedar hafalan saja. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kebermaknaan dalam pembelajaran Biologi, yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa, salah satunya adalah pembelajaran berbasis masalah. Penelitian dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual melalui Problem Based Learning (PBL) merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada KD menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah. Siklus II dilaksanakan pada KD membuat produk daur ulang limbah. Subjek penelitian adalah siswa kelas X2 SMAN 6 Malang sebanyak 36 siswa. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa kelas X2 SMAN 6 Malang. Peningkatan keterampilan berpikir kritis dilihat dari tiap aspek, yakni keterampilan merumuskan masalah meningkat dari 44% di awal siklus I menjadi 77% di akhir siklus II. Keterampilan memberikan argument meningkat dari 67% menjadi 90% pada akhir siklus II. Keterampilan melakukan deduksi meningkat dari 22% menjadi 100% pada akhir siklus II. Keterampilan melakukan evaluasi meningkat dari 25% di awal siklus I menjadi 87%. Peningkatan keterampilan berpikir kritis tersebut dilihat dari proses pembelajaran dan tes pada akhir tiap akhir siklus. Hasil belajar siswa yang terdiri dari kognitif, psikomotor dan afektif juga mengalami peningkatan. Peningkatan ditunjukkan dengan tingkat kognitif yang dicapai siswa. Penguasaan tingkat C1-C5 meningkat menjadi penguasaan C6 pada siklus II. Tingkat C6 meningkat dari 83% pada siklus I menjadi 88% pada siklus II. Peningkatan juga dilihat dari kegiatan dan aktivitas selama proses pembelajaran dan dari tes tiap akhir siklus. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, disarankan kepada guru untuk menggunakan pembelajaran kontekstual melalui PBL untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa. Model tersebut dapat dikembangkan juga untuk materi lain seperti materi sistem tubuh manusia. Pembelajaran dapat berjalan lancar dengan penyediaan sumber belajar yang memadai