Perkembangan Islam Di Bengkulu Semasa Pendudukan Kolonial Inggris (1685-1825)

Penelitian ini akan mendeskripsikan sisi historis masuknya Islam di Bengkulu dan perkembangannya pada masa kolonialisme Inggris pada tahun 1685-1825. Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana Islam berkembang pada zaman Kolonial Inggris selama 140 tahun. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulisan sejarah dalam skripsi ini menggunakan pendekatan sejarah sosial yang dilakukan melalui studi kepustakaan serta wawancara kepada pihak yang terkait dalam penulisan. Beberapa temuan dalam penelitian ini adalah pertama, terdapat 4 pintu kedatangan Islam ke Bengkulu melalui pintu Aceh, Banten, Palembang dan Minangkabau. Islam berkembang setelah terjalinnya kerjasama politik dan perdagangan cengkeh serta lada antara kesultanan Banten, Inggris dan kerajaan kecil di Bengkulu. Kedua, munculnya elit-elit agama seperti Syech Imam Senggolo yang diyakini menyebarkan tradisi tabot di Bengkulu, dimana tabot sendiri merupakan upacara berkabung para penganut paham Syi'ah ini dibawa oleh para tukang bangunan yang membangun Benteng Marlborough (1718-1719) di Bengkulu. Hingga saat ini tradisi tabot tetap berjalan dan menjadi kegiatan tahunan sebagai cagar budaya di Bengkulu. Ketiga, terdapat beberapa kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Inggris menimbulkan konflik pada kalangan pribumi dan memicu pemberontakan terhadap Inggris. Akibatnya, salah satu pimpinan Inggris yang bernama Thomas Parr mati terbunuh oleh para pangeran dari kerajaan kecil di Bengkulu. Menurut hasil kajian kepustakaan yang peneliti lakukan, terdapat sosok pimpinan bernama Thomas Stanford Raffles yang corak kepemimpinannya lebih peduli dan terbuka. Beberapa kebijakan Raffles antara lain ia menghapus praktik kerja paksa, memperluas area persawahan, focus pada pengembangan pendidikan, serta menjadikan komoditi beras sebagai bahan ekspor terbesar dari Bengkulu ke Padang.v, 104 Hlm, 25 C