Sebuah Studi dalam Proses Belajar dan Pembelajaran Bahasa Inggris Khususnya dalam Kemampuan Berbicara Peserta Didik Kelas 8 di Sekolah Bina Bangsa Malang

ABSTRAK Tonga, Umbu. 2014. A Study on the English Teaching and Learning Process Particularly on the Speaking Skills of Eight Grade Students at BinaBangsa School Malang. Thesis, English Department, Faculty of Letters, State University of Malang. Advisor: Prof. H. Ali Saukah, M.A., Ph. D. Key words: BinaBangsa School’s curriculum, English as a medium of teaching and learning process, the students’ speaking skills. As many education institutions in Indonesia have established global network to face the challenges of globalization, it is interesting to know how the network does influence the education institutions in Indonesia. Concerning to this fact, the researcher conducted research at BinaBangsa School Malang which uses the Singaporean curriculum with the adoption of the Cambridge curriculum to know the influence of the curriculum in English teaching and learning process specifically on the students’ speaking skills. Because this curriculum is a full-English curriculum, students are required to use English in all subjects of the teaching and learning process. BinaBangsa School has been established in Malang where the majority of the citizens uses Javanese and Indonesian as their first language. The use of English as the medium of teaching and learning process stimulates the students to be good multi language learners. This research was conducted descriptively in an in-depth study. The researcher interviewed the principal and the English teachers to know the systems and programs used by the school. During the research, the researcher made field notes. The researcher observed the English language and English Literature class in Secondary two, Charity class at BinaBangsa School Malang. The researcher did a video recording during the teaching and learning process. Because in English Literature class, the students interacted more actively with the teacher, the researcher preferred to transcribe the video. The transcription of the video showed the way the teacher taught the students, the duration of interaction between the teacher and the students, and also the description of the students’ utterances in terms of fluency, pronunciation, grammar, vocabulary, and content. Most of the students could speak English well because they always communicate in English at school. But they still made some minor grammatical mistakes and some wrong choices of words when they spoke. As stated by the English teacher in the interview that the students who encountered difficulties in English mostly graduated from primary schools outside of BinaBangsa School Malang. Of course, it is normal for the students whose first language is not English to still make grammatical mistakes. BinaBangsa School adopted the Cambridge curriculum which offers a full-English curriculum. This is one of the reasons why the students can speak English well. Both English Literature and English Language teachers taught English creatively to the students so that the students can study English enjoyably. Most of the students could speak English well with good fluency, pronunciation, vocabulary, and content. But they still made some minor grammatical mistakes. It is suggested for the English teachers who are the native speakers to master Indonesian so that they will know better the reasons why the students make mistakes influenced by their mother tongue. The researcher also suggests the teacher to teach English grammar explicitly to the students. And for other researchers who want to conduct similar studies, they are suggested to observe other subjects beside English to know how the students use English in different contexts. ABSTRAK Tonga,Umbu. 2014. Sebuah Studi dalam Proses Belajar dan Pembelajaran Bahasa Inggris Khususnya dalam Kemampuan Berbicara Peserta Didik Kelas 8 di Sekolah Bina Bangsa Malang. Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Prof. H. Ali Saukah, M.A., Ph.D. Kata Kunci: Kurikulum Sekolah Bina Bangsa, Bahasa Inggris sebagai medium dalam proses belajar dan pembelajaran, kemampuan Bahasa Inggris peserta didik. Sebagaimana banyak institusi pendidikan di Indonesia telah membangun jejaring global untuk menghadapi tantangan globalisasi, adalah hal yang menarik untuk mengetahui bagaimana jejaring ini mempengaruhi institusi pendidikan di Indonesia. Berdasarkan fakta ini, peneliti melakukan penelitian di Sekolah Bina Bangsa Malang yang menggunakan kurikulum Singapura dengan adopsi kurikulum Cambridge untuk mengetahui pengaruh kurikulum tersebut terhadap proses belajar dan pembelajaran Bahasa Inggris khususnya kemampuan berbicara peserta didik. Karena kurikulum tersebut sepenuhnya menggunakan Bahasa Inggris, peserta didik diwajibkan untuk menggunakan bahasa Inggris di setiap mata pelajaran dalam proses belajar dan pembelajaran. Sekolah Bina Bangsa berdiri di Malang yang penduduknya berbicara Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama. Penggunaan Bahasa Inggris sebagai medium dalam proses belajar dan pembelajaran merangsang peserta didik untuk menjadi pelajar multi bahasa yang baik. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan studi mendalam. Peneliti mewawancarai kepala sekolah dan guru Bahasa Inggris untuk mengetahui kurikulum dan sistem yang digunakan oleh sekolah. Selama penelitian, peneliti membuat catatan lapangan. Peneliti mengobservasi mata pelajaran Bahasa Inggris dan Sastra Inggris di kelas 2 Charity SMP. Peneliti melakukan rekaman video selama proses belajar dan pembelajaran. Karena dalam mata pelajaran Sastra Inggris peserta didik berinteraksi lebih aktif dengan guru, peneliti mentranskripsi video tersebut. Transkripsi video menunjukkan bagaimana cara guru mengajar peserta didik, durasi interaksi antara guru dan peserta didik, dan juga deskripsi bicara peserta didik dalam hal kelancaran, pelafalan, tata bahasa, kosa kata, dan isi. Kebanyakan peserta didik mampu berbicara Bahasa Inggris dengan baik karena mereka selalu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris di sekolah. Tetapi, mereka tetap melakukan beberapa kesalahan minor dalam tata bahasa dan dalam pemilihan kata yang tepat ketika mereka berbicara. Seperti dikatakan oleh guru Bahasa Inggris dalam wawancara, kebanyakan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam Bahasa Inggris lulus dari sekolah dasar di luar Sekolah Bina Bangsa.Tentu saja adalah hal yang normal bagi peserta didik yang bahasa utamanya bukan Bahasa Inggris untuk tetap melakukan kesalahan tata bahasa. Sekolah Bina Bangsa mengadopsi kurikulum Cambridge yang menawarkan penggunaan Bahasa Inggris sepenuhnya. Ini merupakan salah satu alasan mengapa peserta didik dapat berbicara dalam Bahasa Inggris dengan baik. Guru Bahasa Inggris dan guru Sastra Inggris mengajar dengan kreatif kepada peserta didik sehingga mereka dapat menikmati pelajarannya. Kebanyakan peserta didik mampu berbicara dalam Bahasa Inggris dengan baik, juga dengan kelancaran, pelafalan, kosakata, dan isi yang baik. Tetapi mereka masih melakukan kesalahan dalam tata bahasa. Guru Bahasa Inggris diharapkan untuk menguasai Bahasa Indonesia agar dapat mengetahui dengan baik mengapa peserta didik membuat kesalahan yang dipengaruhi oleh bahasa utama mereka. Peneliti juga menyarankan agar guru Bahasa Inggris dapat mengajarkan tata bahasa Inggris secara eksplisit. Dan untuk peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian yang sama, diharapkan agar mengobservasi mata pelajaran lain selain Bahasa Inggris agar dapat mengetahui bagaimana peserta didik menggunakan Bahasa Inggris dalam konteks yang berbeda