Ekspresi Keberagamaan Pengguna Facebook: Kajian Filosofis atas Identitas Muslim Milenial

Buku ini hendak membuktikan bahwa identitas muslim milenial bersifat dinamis. Dinamisasi identitas muslim milenial dipengaruhi oleh aktifitas penggunaan Facebook. Dinamisasi identitas muslim milenial yang telah bersinggungan dengan Facebook tidak mengurangi nilai keautentikan. Terdapatnya keautentikan ditinjau dari ekpresi keberagamaan yang ditampakkan pengguna Facebook muslim milenial pada akunnya yang memiliki kesesuaian antara kondisi daring dan luring. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ialah filsafat fenomenologi. Narasi yang dibangun dalam filsafat fenomenologi mengupayakan peneliti mampu mengeksplorasi kesadaran manusia dalam melaksanakan dan memaknai pengalamannya. Data primer penelitian ini merupakan pengamatan atas elemen-elemen penyusun akun Facebook dan wawancara terhadap beberapa pengguna Facebook. Data tersebut dianalisis dengan metode Interpretative Phenomenologi Analysis (IPA). Metode IPA dinilai paling sesuai karena pada tahapan-tahapan analisisnya peneliti diajak untuk turut serta merasakan pengalaman narasumber. Teknik analisis IPA secara emansipatoris juga berusaha untuk mengungkapkan secara detail fenomena penggunaan Facebook muslim milenial dengan cara mereduksi segala sangkaan yang dapat mengaburkan kesimpulan penelitian. Buku ini mendukung konsep adanya keautentikan dalam dinamisasi identitas di dunia siber seperti yang diungkapkan oleh G.T. Marx (1999), Angela Thomas (2007), Shanyang Zao (2008), Sherri Grasmuck (2008), Jason Martin (2008), maupun Bert Oliver (2011). Tesis ini berkebalikan dengan kesimpulan Eco?s Umberto (1986), A. A. Stone (1996), Sherry Turkle (1995), Mark Slouka (1997), Benjamin Walter (1999), Astar Hadi (2005), Ashley Jennings Wolam (2008), serta Maria Leena Korpijakko (2014) yang menyimpulkan hilangnya keautentikan dalam dinamisasi identitas di dunia sibe