Etika Kerja Islam dan Kepemimpinan Spritual:Studi Faktor yang Memengaruhi Kesejahteraan Psikologis Pekerja

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh etika kerja Islam dan kepemimpinan spiritual melalui peran mediasi spiritualitas di tempat kerja terhadap kesejahteraan psikologis pekerja. Diskursus peran agama dan spiritual, dan keterkaitan keduanya dengan kesehatan mental, terkhusus kesejahteraan psikologis, telah lama diperdebatkan. Kelompok pertama, Wilson dan Miller (1968) mengasosiasikan seseorang yang religius dengan sikap penakut dan sering cemas; Carr dan Hauser (1976) menyebutkan religiusitas dan anomie (keadaan yang kacau, tanpa peraturan) memiliki sedikit hubungan; Richard Dawkins (1993) yang menganologikan agama sebagai virus dalam pikiran. Sedangkan kelompok kedua, Moreira-Almeida, NetoI dan Koenig (2006) menyebutkan individu yang beragama secara intrinsik dikaitkan dengan kepribadian dan mental yang lebih sehat; Larson dan Milano (1995) menyakini agama dan spiritual sebagai coping yang sangat penting untuk mengatasi penyakit utama (major illness); Michael Argyle (2002), pengalaman beragama memiliki efek positif jangka panjang terhadap kebahagiaan dan pertumbuhan pribadi. Penelitian ini selaras dengan pandangan kelompok yang kedua. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, metode analisis statistik yang peneliti gunakan ialah structural equation modeling (SEM) dengan model diagram jalur yang cukup cocok (fair fit). Sementara subjek pada penelitian ini adalah karyawan perusahaan Tip Top Dept. Store Rawamangun di Jakarta Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, etika kerja Islam secara signifikan berpengaruh meningkatkan kesejahteraan psikologis denga nilai critical ratio (c.r) sebesar (2.049) dan berkontribusi sebesar 26,9% (R Square= 0.269). Spiritualitas di tempat kerja secara signifikan berpengaruh meningkatkan kesejahteraan psikologis denga nilai critical ratio (c.r) sebesar (2.218) dan berkontribusi sebesar 12,1% (R Square= 0,121). Kepemimpian spiritual berpengaruh signifikan terhadap spiritualitas di tempat kerja dengan nilai critical ratio (c.r) sebesar (2.328). Kepemimpinan spiritual ditemukan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan psikologis dengan nilai critical ratio (c.r) sebesar (1.605) melalui peran mediasi spiritualitas di tempat kerja. Secara analisis konseptual, peneliti menjelaskan bagaimana agama dan spiritual dapat mengintervensi kesejahteraan psikologis pekerja, 1) efek positif etika kerja Islam terhadap kesejahteraan psikologis pekerja, 2) implikasi kepemimpinan spiritual terhadap spiritualitas di tempat kerja, 3) manfaat spiritualitas di tempat kerja bagi kesejahteraan psikologis pekerja, dan 4) spiriualitas di tempat kerja sebagai penguat efek kepemimpinan spiritua