Analisis Kualitas Hadis-Hadis Tentang Puasa Orang Yang Telah Meninggal Dunia

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah SWT telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman sebagaimana telah diwajibkan kepada kaum sebelum Nabi Muḥammad saw. Dalam hal keutamaan, puasa memiliki keutamaan sangat besar, yaitu dengan melipatgandakan satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Orang yang meninggal dunia di masa hidupnya dia tidak berpuasa, sedang ia ada kesempatan untuk menggantinnya sebelum ia meninggal dunia, maka ulama berbeda pendapat tentang cara penyelesaiannya. Pendapat pertama, mewajibkan wali dari si mayyit untuk membayar fidyah dan melarang puasa untuk orang lain. Pendapat kedua, diwajibkan bagi wali meng-qaḍa? puasa saudaranya yang telah meninggal dunia yang akan membebaskannya dari kewajiban, dan tidak perlu membayar fidyah. Dari kedua pendapat di atas yang membahas mengenai orang meninggal dunia dan masih memiliki hutang puasa memiliki konsekuensi yang berbeda. Dari hasil penelitian kualitas masing-masing hadis yang dijadikan landasan pendapat di atas. Hadis pertama, mewajibkan wali dari si mayyit untuk membayar fidyah. Hadis ini di riwayatkan oleh al-Tirmiżi, Ibn Mājah dan Mālik. Kualitas hadis ini tergolong hadis Ḍa?if. Hadis kedua, mewajibkan bagi wali meng-qaḍa? puasa saudaranya yang telah meninggal dunia. Hadis ini tergolong hadis Ṡaḥī&#7717