Teori Penciptaan Dalam Presfektif Sains Dan Teologi Kristen: Studi Analisis Relasi Ilmu dan Iman dalam Pemikirian Kristen Modern

Dalam kerangka modern, agama dan hal-hal spiritual cenderung sulit mendapat tempat. Dunia modern yang demikian mengandalkan ilmu empiris dan teknologi menyebabkan prioritas berlebihan hanya pada segala yang dapat diukur, didemontrasikan dan direkayasa. Akibatnya, realitas yang diakui keberadaanya hanyalah yang material, fisik dan natural saja. Dualisme jiwa dan tubuh, spiritual dan material, yang awalnya digagas oleh Descartes di awal modernisme, akhirnya berujung pada bentuk epistemologi dan onotologi yang matrealistik belaka, tanpa jiwa tanpa dimensi spiritual. Atau, kalaupun dimensi jiwa dan spiritual dianggap masih ada, maka itu lebih dilihat sebagai keyakinan pribadi, wilayah privat. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan iman atau agama dan ilmu pengetahuan (sains) yang dibutuhkan oleh umat manusia karena menentukan arah yang dituju, sedang ilmu mempercepat manusia sampai ke tujuan. Iman menyesuaikan manusia dengan jati dirinya, sedang ilmu menyesuaikannya dengan lingkunganya. Antara pengetahuan yang benar dan iman yang sah. Sehingga mestinya ada kerja sama yang erat guna mengantar manusia menyadari kehadiran Yang Maha Esa. Agama dan sains adalah dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pikiran dan jiwa manusia sejak berabad-abad yang lalu. Agama adalah reaksi batiniah menuju satu wujud yang diyakini Maha Kuasa. Keyakinan itu dapat dikukuhkan oleh pengetahuan. Dengan demikian keduanya terkait. Teori dan teologi sering mengecoh kaum awam dalam memahami tentang adanya penciptaan di bumi ini. Manusia di zaman modern yang banyak menghadirkan ilmu-ilmu pengetahuan sebagai satu keyakinan barunya. Agama atau di dalamnya ada Kitab Suci sebagai sumber pedoman umat manusia mengatur gerak dan tata cara kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Adakah korelasi yang mungkin terjadi antara keduanya sehingga dapat saling mendukung anatar keduaya