Reinterpretasi Terhadap Al-Riqab Sebagai Mustalflq Zakat Dan Relevansinya Dengan Masa Sekarang

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan bagi setiap orang yang memiliki rizki yang lebih. Zakat juga merupakan salah satu kewajiban yang wajib ditunaikan bagi umat Islam. Selain guna membersihkan harta, zakat memiliki fungsi sosial, ini dapat dilihat dari penyaluran distribusi zakat yang mencakup delapan asnaf (a,mii!samaniyah), yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, fi riqiib, gorim, fi sabilillah dan Ibn SablI. Kedelapan golongan ini secara syariat adalah orang yang berhak diberikan harta zakat. Riqiib adalah bagian dari Musta/:ifq zakat yang bermakna budak atau hamba sahaya yang menjadi korban peperangan yang perlu diperhatikan atau dilindungi. Hal ini merupakan salah satu upaya Islam mengentaskan ketertindasan dan kemiskinan dalam masyarakat. "Riqiib sebagai salah satu golongan penerima zakat, telah mengalami sejarah yang panjang, sebagai produk dari sistem sosial yang lazim diterapkan pada masa lalu, tanpa ada pertimbangan sisi kemanusiaan. Maka kemudian Islam datang dengan syari'atnya yang mulia, memiliki misi untuk menghapus perbudakan yang pada masa itu telah berakar dalam masyarakat. Tentunya hal ini tidak serta merta dilakukan, akan tetapi berangsur-angsur (tadarruj) dalam menghapus perbudakan, sehingga sedikit demi sedikit sistem perbudakan lenyap dari muka bumi". Terkait dengan konsep riqiib dan relevansinya dimasa kini, para mufasir klasik dan kontemporer berpendapat bahwa konsep riqiib sebagai Musta/:Jfq zakat adalah memerdekakan budak secara umum, baik budak mukiitab maupun ghair mukiitab, riqiib juga tetap memiliki bagian dalam harta zakat, apabila memang dimungkinkan kebutuhannya. Di masa kini, bagian riqiib dapat pula digunakan untuk membebaskan tawanan perang. Adapun saat ini perbudakan sudah lenyap dari muka bumi, maka dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama yang paling peduli untuk mengentaskan perbudakan dan kemiskinan di muka bumi. Dengan dilakukannya pcnelitian terhadap makna riqiib dalam zakat adalah agar riqiib mendapat perhatian penuh sebagai Musta/:Jfq zakat sebagaimana para Musta/:Jfq lainnya yang mendapata bagian pada saat pembagian zakat itu sendiri