al-Safah dalam al-Quran: Kajian Perbandingan Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Sya?rāwī

Skripsi ini mengkaji suatu bahasan dengan topik al-safah yang dikaji melalui perbandingan penafsiran antara Hamka dengan Muhammad Mutawalli al- Sya?rāwī . Kedua mufasir dengan masing-masing karyanya ini merupakan ulama kontemporer di abad 20, yang mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda. Hamka adalah mufasir yang berasal dan berkembang di Indonesia, sedangkan Mutawalli al-Sya?rāwī merupakan ulama yang berasal dari negara Mesir. Latar belakang tersebut sangat mempengaruhi penafsiran keduanya. Demikian pula halnya dengan penafsiran atas ayat-ayat yang megandung tema alsafah, latar belakang dan sudut pandang mufasir ikut mewarnai hasil dari penafsiran tersebut. Kajian terhadap tafsir al-Azhar dan al-Sya?rāwī dalam penelitian skripsi ini dilakukan dengan metode komparatif atau perbandingan antara penafsiran keduanya terhadap ayat-ayat al-Qur?an yang mengandung kata al-safah. Perbandingan antara kedua tokoh mufasir ini tentu tidak dilakukan terhadap keseluruan ayat-ayat al-safah yang terdapat dalam al-Qur?an, melainkan dibatasi penafsirannya pada ayat-ayat tertentu yang ayat-ayat tersebut sudah dapat mewakili pandangan Hamka dan al-Sya?rāwī. Hasil temuan dari kajian ini menunjukkan bahwa Hamka dalam tafsir al-Azhar dan al-Sya?rāwī dalam tafsir al-Sya?rāwī memiliki perbedaan sekaligus persamaan ketika menafsirkan beberapa ayat yang mengandung kata al-safah. Perbedaan tersebut menurut penulis dikarenakan kecenderungan dari sudut pandang masing-masing mufasir dalam memberikan interpretasi terhadap alsafah, Hamka dalam menafsirkan ayat lebih banyak memberikan contoh kongkrit mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu ataupun pada masa sekarang. Lebih dari itu, Hamka banyak memberikan solusi bagi permasalah umat, sedangkan al-Sya?rāwī umumnya tampak menafsirkan al-safah secara eksplisit ayat ataupun tekstual dalam pembicaraan ayatnya. Secara umum al-safah diartikan dengan orang-orang bodoh. Begitupun di dalam al-Qur?an, ayat-ayat yang merujuk pada term al-safah mempunyai makna orangorang bodoh. Namun jika dilihat dari ayat-ayat al-safah tersebut memiliki objek yang berbeda sehingga hal itu pun menjadi penyebab terjadinya perbedaan penafsiran Hamka dan al-Sya?rāwī dalam menafsirkan ayat-ayat tersebu