Peran Ahmad Qurei Dalam Prospek Perundingan Damai Konflik Israel-Palestina (1989-2006)

Awal terjadinya konflik Israel-Palestina yaitu setelah Inggris menyatakan keseriusannya membantu mendirikan negara Israel yang tertuang dalam Deklarasi Balfour 1917. Pasca Deklarasi tersebut, kedua belah pihak (Israel-Palestina) bertikai, memperebutkan, dan mempertahankan argumennya atas tanah yang mereka klaim sebagai hak milik mereka. Beberapa cara dilakukan kedua belah pihak untuk mengakhiri sengketa tersebut seperti Perang dan melakukan diplomasi perundingan damai, namun hasilnya masih belum mencapai suatu perdamian yang sebenarnya. Penulis ingin mengetahui, mengapa prospek perundingan damai yang dilakukan oleh kedua belah pihak (Israel-Palestina) berlarut-larut dan kerap menemukan hambatan. Selain itu, penulis ingin mengetahui peran tokoh Muslim asal Palestina yaitu Ahmad Qurei yang memberikan kontribusi besar dalam prospek perundingan damai konflik Israelpalestina. Penulis lewat sumber-sumber tertulis menemukan, hambatan dalam prospek perundinga damai ini disebabkan karena faktor internal (Israel-Palestina) yang tidak sungguh-sungguh untuk mewujudkan perdamaian. Adapun faktor eksternal adalah karena Amerika Serikat sebagai negara adidaya dan PBB sebagai lembaga yang harusnya menjadi mediator masih menggunakan cara sepihak yang hanya menitikberatkan terhadap kepintingan-kepintingan Israel. Adapun Ahmad Qurei yang merupakan tokoh negosiator memberikan kontribusi besar dalam kemajuan perundingan perdamian. Bagi Qurei, untuk mewujudkan perdamian dalam konflik ini, kedua belah pihak harus terlibat dalam menyelesaikan masalah ini secara adil dan komprehensif tanpa harus mengulur-ulur waktu yang hanya menambah penderitaan di salah satu pihak. Tidak banyak orang tahu bahwa Qurei telah memainkan perannya sebagai negosiator yang menghasilkan perjanjianperjanjian yang memberikan angin segar bagi kedua belah pihak yang bertikai. Adapun kebijakan-kebijakan yang diambilnya selalu mengutamkan kepentingan Palestina dan rakyatny