Strategi berketahanan sosial perantau melalui ikapuja di kabupaten sangihe

Pada era etonomi daerah saat ini rasa kesukuan masyarakat cenderung menguat. Masyarakat lokal pada suaru daerah sering kurang dapat menerima kehadiran para perantau. Menghadapi kondisi demikian, warga masyarakat jawa yang merantau di Kabupaten Sangihe melalui Ikapuja. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Pnegumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Analisis data secara kualitatif model Miles dan Hubermann. Hasil kajian menunjukkan, bahwa Ikapuja merupakan Orsos lokal mengingat lingkup kerjanya pada level kabupaten. Sebagai orsos perantaw dari jawa mempunyai strategi untuk menjaga agar anggota berketahanan sosial dalam hidup di perantauan dengan mengoptimalkan peran organisasi. Ikapuji mampu berperan sebagai pengelola aset tenaga kerja, modal manusia, produktif, relasi rumah tangga atau keluarga, dan aset modal sosial. Ikapuja juga mampu sebagai fasilitator dan komunikator dalam memberdayakan anggota dan masyarakat melalui berbagai program kegiatan, juga fasilitator dan komunikator dalam memberdayakan anggota dan masyarakat melalui berbagai program kegiatan, juga katalisator dan dinamisator transformasi sosial, serta mediator antarsesama anggota, dengan pemerintah,lembaga lain, dan masyrakat. Berdasarkan hasil kajian tersebut maka direkomendasikan kepada Direktorat Keluarga dan Kelembagaan Sosial, Kementrian Sosial untuk senantiasa memberdayakan Orsos lokal khusunya yang berada didaerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan sebagaimana cita ketiga dari Nawa Cita, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dama rangka negara kesatuan. Pada pemerintahan Kabupaten Sangihe direkomendasikan untuk mendayagunakan orsos lokal sebagai sumber potensi dalam penanggulangan PMKS