KDRT dalam perspektif UU Nomor 23 Tahun 2004 dan hukum Islam

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat. Salah satu usaha agar kekerasan dalam rumah tangga tidak terjadi, pemerintah mengeluarkan UU No. 23 Tahun 2004 yang bertujuan mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga, melindungi korban kekerasan serta melindungi hak asasi manusia. Dalam rangka sosialisasi dan penerapan undang-undang di tengah-tengah masyarakat, peran serta dari berbagai pihak sangat dibutuhkan, termasuk diantaranya dukungan tokoh-tokoh agama. Penerimaan atau penolakan dari ulama dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat menyikapi keberadaan undang-undang tersebut. Secara umum dapat disimpulkan bahwa UU Nomor 23 Tahun 2004 sejalan dengan hukum islam. Namun dalam hal kekerasan fisik ada sedikit perbedaan pandangan, dimana sebagian besar ulama hukum islam membolehkan memukul dengan tujuan ta'dib (pendidikan), yaitu berupa pukulan yang tidak melukai dan batas yang wajar, serta tindakan tersebut merupakan alternatif terakhir dalam memberi nasehat kepada anggota keluarga, karena hal tersebut merupakan salah satu tindakan yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan kehidupan keluarga. Sementara UU nomor 23 Tahun 2004 tidak membolehkan sama sekali melakukan kekerasan fisik dengan alasan apapun