Prinsip-Prinsip Telaah Perkembangan Tafsir Dan Hadist Di Indonesia

Suber islam Al-qur'an dan Hadits, tidak dapat diperbaharui. Namun Al-qur'an dan Hadits diijithadkan oleh para ulama menjadi Kitab-kitab tauhid, tafsir, falsafah islam, tafsir Al-qur'an dan hadits bisa diperbaharui melalui ijtihad para ulama tafsir. Tulisan ini disajikan menelah bagaimana munculnya kitab-kitab tafsir dan hadits berbahasa non Arab, khususnya untuk masyarakat islam Nusantara. Kitab-kitab itulah yang akan menjadi pedoman umat islam indonesia dalam mengamalkan Al-qur'an dan hadits Nabi. Semenjaka abad ke-17 sampai abad ke-18 di Aceh misalnya, mulai ditulis tafsir Al-qur'an berbahasa Arab-Melayu yang di pelopori oleh Abd. Rauf singkil, Nuruddin Al-Raniri dan Syamsudin Al-Sumatarni. Mereka adalah termasuk pelopor timbulnya tafsir al-qur'an berbahasa Arab-Melayu. Kemudian gerakan mereka diikuti oleh mufasir moderen seperti hamka, Mahmud Yunus, Baiquni. Refleksi dari hal itu misalnya, munculnya tafsir al-misbah karya M. Quraish Shihab