Hukum Islam, Persoalan Masa Kini, Dan Harapan Masa Depan Dalam Bingkai Pluralisme Bangsa

Sudah lama diyakini bahwa "HUKUM WARIS ISLAM" (ilm al-fara'id) adalah hukum qur'ani yang datang memodifikasi sistem waris adat Arab pra-islam yang kental dengan nuansa budaya patriakatya. Namun, menurut tesis David S. Powers dalam tulisannya dibawah ini, sistem waris islam seperti yang kita kenal sekarang ini adalah bukan atau tidak sama dengan sistem orsinil yang diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW., semasa hidupnya. power percaya bahwa ada satu episode dalam tahapan sejara pentumbuhan hukum Waris yang hilang atau sengaja dihilangkan. tahapan ini berlangsung sangat singkat, dari masa Nabi SAW.,sampai beberapa tahun wafatnya, sehingga luput dari kesadaran umat islam dan perhatian para pemerhati sejarah. Pada tahapan ini diperkenalkan sebuah aturan waris baru-dia menamakannya dengan "proto-islamic law of inheritance" (purwahukum waris islam) yang bukan 'memodifikasi', melainkan, menganti sistem Waris Arab pra-islam. Hukum waris masa Nabi SAW. ini sifatnya lebih simple dibanding dengan hukum waris sesudahnya yang cenderung sulit dan kompleks. Faktor-Faktor politik, sosial dan ekonomi, telah merubah"purwahukum Waris Islam" menjadi "Hukum Waris Islam" seperti yang dikenal sekarang dengan nama 'ilm al-fara'idh. Sistem waris pengganti inilah yang selama satu millenium (abad ke-9 hingga ke-19 M) Mendominasi praktik pembagian kekayaan diakalang muslim, khususnya sunni, Namun, karena dirasa kurang memenuhi kebutuhan sosial masyarakat, sistem waris ini telah mengalami manipulasi selama penerapannya, sehingga hanya berlaku untuk sisa harta yang belum dibagi