Bai' al-'urbun wa ba'dh al-tathabiqat al-ma'ashirah: dirasah fatawa al-hinah al-Syar'iyyah al-Wathaniyyah Majlis al-'Ulama al-Indonesia raqm 13/DSN-MUI/IX/2000

Dari analisis komparatif terhadap pendapat fuqoh� dalam masalah uang muka (bai� �urb�n), saya berkesimpulan bahwa hukum bai� �urb�n adalah boleh. Hal itu dikarenakan tidak ada dalil yang shahih yang dapat dijadikan pegangan dalam pengharamnnya. Serta mengingat bahwa hukum asal jual beli itu adalah boleh. Kemudian hal yang menguatkan pendapat ini juga adalah praktek jual beli yang terjadi di zaman as-sahabah wa at-tabi�in, serta kebiasaan masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan uang muka dalam jual beli mereka yang menunjukan kebolehannya, sesuai dengan kaidah fikih Al-�adatu Muhakkamah. Salah satu penerapan konsep bai� �urb�n dalam transaksi perbankan adalah pengambilan uang muka dalam bai� al-mur�bahah li-al??mir bi al-syira. Adapun pengertian bai� al-mur�bahah li-al??mir bi al-syira adalah transaksi jual beli di mana seorang nasabah datang kepada pihak bank untuk membelikan suatu komoditas dengan kriteria tertentu, dan ia berjanji akan membeli komoditas tersebut secara Mur�bahah yang sesuai dengan harga pokok pembelian ditambah dengan marjin keuntungan yang disepakati oleh kedua belah pihak dan nasabah akan melakukan pembayaran dengan cicilan berkala sesuai dengan kemampuan finansial yang dimiliki.Adapun hukum mengambil uang muka dalam bai� almur�bahah li-al??mir bi al-syira adalah boleh jika sudah dalam masa akad (alaqd), dan tidak boleh jika masih dalam masa perjanjian (al-muw?�adah). Penelitian ini berkesimpulan bahwa Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSNMUI) No:??/DSN-MUI/IX/???? tidak bertentangan dengan pendapat Jumhur Fuqah� yang melarang bai� �urb�n. Hal ini karena Fatwa DSN-MUI nomer ?? ini tidak mengandung ketidak jelasan (al-gharar), perjudian (mays?r), memakan harta orang lain dengan tidak sah (akluamw?lal-n?s bil-b?til) dan syarat-syarat yang rusak (syur?t al-f?sidah fi al- bai�). Hal ini tercermin dari Fatwa DSN-MUI yang memerintahkan lembaga keuangan Syariah (LKS) untuk mengembalikan uang muka ketika tidak terjadi kerugian. Dan begitu juga fatwa ini mensyaratkan terwujudnya kesepakatan dari kedua belah pihak (LKS dan nasabah) untuk dibolehkannya mengambil uang muka. Penelitian ini mendukung pendapat Majma� al-fiqh al-isl?my al-dauly dan sebagian Ulama kontemporer yang membolehkan bai� �urb�n seperti Abdu al- Raz?q al-Sanh?ry, Wahbah al-Zuhaily, Raf?q Y�nus al-Misry, dan Abdullah Sulaiman al-Man?�. Dan penelitian ini menolak pendapat al-Sidd?q Muhammad al- Am?n al-Dar?r dan Muhammad Sa?id Ramad?n al-But? yang melarang bai� �urb�n. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Sumber primernya adalah buku-buku fikih dan ekonomi islam. Sedangkan sumber sekundernya adalah data dan informasi yang berasal dari majalah, jurnal daninternet. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif dan komprehensif sehingga diperoleh pendapat paling kuat melalui pemaduan dan komprom