Film Religius Dan Religiusitas Remaja (Studi atas Dampak Fi lm Para Pencari Tuhan Ji lid X terhadap Religiusi tas Remaja)

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai film Islami yang telah tayang selama sepuluh tahun, Para Pencari Tuhan Jilid X hanya berhasil berkontribusi dalam meningkatkan satu aspek religiusitas saja, yaitu aspek kepedulian responden. Sedangkan tidak berkontribusi pada dua aspek lainnya, praktek shalat dan kesadaran meningkatkan pengetahuan agama melalui membaca buku-buku. Melihat fakta ini sedikit memilukan, mengingat film ini adalah film senior khas ramadhan yang selalu dinantikan kehadirannya, namun terlepas dari itu, film ini tetap patut untuk diapresiasi. Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa materi dakwah yang disajikan melalui sinetron religi berseries, dengan komposisi yang tepat, dapat membuat materi dakwah lebih berpengaruh teradap religiusitas remaja. Penelitian ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Gary R. Bunt dalam Virtually Islam Computer-Mediated Communication and Cyber Islamic Environments (2000), John C. Lyden dalam Film as Religion (2003), Rachel Dwyer dalam Filming the Gods, Religion and India Cinema (2006), Steewart D. Hoover dalam Religion and the Media in the 21st (2012). Mereka mengatakan, bahwa kegiatan penyebaran agama dengan media, khususnya film, mampu memengaruhi audiens lebih kuat, menjadi alternatif baru dalam meremajakan dakwah, lebih mudah dipahami daripada hanya oral saja. Menurut mereka, kolaborasi dakwah dengan film ini dapat terlaksana tanpa harus menghilangkan nilai-nilai substansial agama itu sendiri. Tentunya, dengan tetap memperhatikan norma-norma agama dan upaya-upaya sinergitas yang tepat sasaran. Penelitian ini hadir sebagai antibuku penelitian L. Rowell Huesmann dalam The Impact of Electronic Media Violence: Scientific Theory and Research (2007). Huessman mengatakan bahwa efek media (televisi, film dan video game) sangat berpengaruh terhadap sikap kekerasan kepada penontonnya, khususnya para remaja, sehinggga berdampak negatif dalam pembentukan religiusitas remaja. Oleh karena itu media-media tersebut dianggap tidak dapat disatukan dengan kegiatan keagamaan, karena sarat dengan kekerasan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik analisis dampak. Sumber utama penelitian ini adalah para remaja di provinsi Lampung, khususnya remaja yang secara formal terdaftar di SMAN 1 Sekampung Udik Lampung Timur. Data-data terkait peneletian ini diperoleh melalui teknik studi literatur, pengamatan, pertanyaan, objetivitas, serta studi dokumentasi di lokasi tersebut. Semua data yang diperoleh disusun secara sistematis, kemudian di analisis agar mendapatkan kesimpulan dan solusi yang dapat ditawarkan dari hasil penelitian ini