Pendayagunaan akal menurut Muhammad Abduh dan implikasinya dalam pendidikan islam

Islam menghendaki agar manusia menggunakan potensi akalnya untuk berpikir dengan benar. Di dalam al-Qur?an, akal sangat dimuliakan kedudukannya. Bahkan akal merupakan penopang untuk memahami al-Qur?an. Namun, kenyataannya masih banyak di antara umat Islam yang mengabaikan peran akal. Sikap taqlid seakan telah mentradisi di kalangan sebagian besar umat Islam. Bahkan ada yang dengan terang-terangan menolak peran akal dalam urusan-urusan agama. Akibatnya, umat Islam mengalami kemunduran secara intelektual. Demikian, bagian dari problematika yang direspon oleh Muhammad Abduh, seorang pembaharu pemikiran muslim dari Mesir, pada awal abad ke-19. Atas dasar hal tersebut, maka dilakukan penelitian ini dengan judul: �KonsepPendayagunaan Akal Menurut Muhammad Abduh dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam�. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analilitis dengan pendekatan kualitatif , dan untuk mempertajam analisanya digunakan pula metode komparatif, yakni perbandingan antara pemikiran tokoh yang diteliti dengan pemikiran tokoh-tokoh lain, kemudian diikuti penelaahan data secara kritis dan analitis dengan menggunakan analisa isi (content analysis). Sehingga dengan demikian diharapkan akan terlihat orisinalitas pemikiran tokoh yang dikaji. Temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah, bahwa pengembangan potensi akal menurut Muhammad Abduh dapat dilakukan dengan: 1) Memaksimalkan aktualisasi fungsi-fungsi akal seperti: selalu berusaha untuk memahami (ber-ta?aqqul), Memperbanyak berpikir (al-tafakkur), aktif merenungkan hikmah-hikmah yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur?an (al-tadabbur al-Qur?an), aktif melakukan penelitian terhadap ciptaan-ciptaan Tuhan berikut fenomena-fenomenanya (al-nazhr), selalu mengingat Allah (al-tadzakkur), dan selalu belajar untuk memperdalam pemahaman (al-tafaqquh) terhadap ilmu-ilmu agama. 2) Membebaskan pikiran dari belenggu taqlid. 3) Menjadikan akal sebagai dasar keimanan dan sumber hidayah di samping sumber-sumber hidayah yang lainnya. Konsep Muhammad Abduh ini dapat berimplikasi pada munculnya gagasan reformasi Pendidkan Islam, yang di antaranya berupa: Reorientasi Tujuan Pendidikan Islam, Menciptakan sistem Pendidikan Islam yang membebaskan, Rasionalisasi Pemahaman Ajaran Islam, Menolak Dualisme Pendidikan, dan Mentradisikan Metode Pembelajaran yang Kritis dan Rasiona