Islam Dan Adat: Tradisi Kalosara Dalam Penyelesaian Hukum Keluarga Pada Masyarakat Tolaki Di Konawe Selatan

Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat relevansi antara hukum adat dalam wujud kalosara dengan penyelesaian konflik keluarga dalam Islam. Peran kalosara merupakan proses resolusi konflik melalui musyawarah dan negosiasi keluarga,untuk mendamaikan dua pihak yang berkonflik akibat pelanggaran adat. Penelitian ini menemukan bahwa kalosara memiliki sinergitas dengan konsep is}lah} yang menghendaki musyawarah ketika menghadapai masalah keluarga. Pelaksanaan adat kalo sara memberi gambaran peran hukum adat (customary law) dalam menyelesiakan konflik. Pada konteks ini, dapat dipahami bahwa praktik sosial masyarakat mampu menjaga harmoni sosial dan mempunyai keterkaitan dengan agama yang dianutnya, inklusifitas Islam mampu mengakomodasi praktik hukum adat yang membawa maslahat bagi masyarakat. Penelitian ini berbeda pandangan dengan teori receptie yang dicetuskan oleh Cornelis Van Vallenhoven (1874). Teori receptie menganggap bahwa hukum adat berlaku setelah diresepsi atau diterima oleh hukum adat. Juga berbeda dengan pandangan Sayyed Husein Nasr (2001) yang mengatakan bahwa shari?ah (divine law) hadir untuk mengatur dan menuntun masyarakat bukan sebaliknya. Selain itu, tesis ini juga membuktikan bahwa, peran adat bukanlah pemicu konflik (triger of conflict ), tetapi justru hukum adat dapat menjaga kohesi masyarakat. Penelitian ini senada dengan pandangan A. Qodry Azizy dan Syaukani bahwa setiap sistem hukum tidak berdiri sendiri, tidak terkecuali hukum Islam, hukum dalam pembentukannya berinteraksi dengan sistem-sistem sosial lainnya. Sikap akomodatif Islam terhadap adat menjadikan kedua hukum tersebut berlaku sejajar pada masyarakat, sebagaimana Jala@l al-Di@n ?Abd Al- Rahma@n menjelaskan bahwa adat (?urf) mempunyai tempat sebagai sumber pengambilan hukum selama tidak bertentangan dengan al-Qur?an maupun Hadits. Dewi Wulansari (2014) menjelaskan bahwa sebuah masyarakat betapa pun sederhananya memiliki nilai-nilai dan norma-norma. Norma-norma adat memiliki kekuatan dalam membentuk pola prilaku (model for) sekaligus menjadi refleksi (model of) dari sistem kepercayaan (system of belief) masyarakat dalam komunitasnya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) pada masyarakat Tolaki di daerah Konawe Selatan provinsi Sulawesi Tenggara.Wawancara dilaksanakan langsung oleh peneliti kepada pu?utobu (penghulu adat), tolea (ketua adat) pabitara (juru bicara) o ima (imam) dan masyarakat yang pernah terlibat dalam konflik, menggunakan tekhnik snowball sampling. Pendekatan yang digunakan adalah antropologi hukum, untuk mendapatkan data valid mengenai hukum adat serta korelasinya dengan hukum Isla