Aksara Pegon Dan Penerjemahan Kitab Kuning Studi Sosiolinguistik Pada Pesantren Lirboyo

Kesimpulan tesis ini ialah pembelajaran bahasa Arab menjadi efektif dengan melibatkan budaya setempat. Misal penggunaan aksara pegon sebagai media dalam penerjemahan kitab kuning di pesantren Lirboyo. Terdapat persamaan pada karakteristik aksara pegon dan bahasa Jawa yang bertujuan mempermudah pengucapan dan penulisan. Misalnya kata نِيْكِيْ , yang merupakan susunan dari huruf konsonan, sebelum digandeng dengan huruf vokal dan sandangan huruf lain. Berdasarkan penelitian tesis ini, bahasa dipandang sebagai budaya, telah dikemukakan oleh J.A.Fishman (1972), D.H.Hymes (1957), dan Jonathan Owens (2001), bahasa dan kebudayaan bersifat simbiosis mutualistik, yakni bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang menyatu dan saling melengkapi. Kendati demikian, penelitian ini berbeda pendapat dengan Gabriela Zapata (2011) dan Bayard Q.Morgan (1936), bahasa dan budaya merupakan dua hal yang berbeda, karena bahasa dan kebudayaan bersifat subordinatif yaitu bahasa dan kebudayaan mempunyai bagian dan peran tersendiri. Metode penelitian bahasa sinkronis, yakni penelitian secara deskriptif yang berkaitan waktu yang ditetapkan tahun 2014-2015. Dalam pendekatan sosiolinguistik ada 3 cara dalam menganalisa kajian bahasa, meliputi sebagai berikut: 1) menggambarkan objek penelitian (describe the object) , yakni melihat eksistensi aksara pegon sebagai media pembelajaran, 2) menjelaskan objek(to explain the object), yakni mengidentifikasi model variasi bahasa dalam penerjemahan kitab kuning dengan aksara pegon, 3) meletakkan objek dalam konteks penelitian (to situate the object within the contexts), yakni mendeskripsikan unsur-unsur variasi bahasa penerjemahan dengan aksara pegon yang terdapat dalam kitab Alfiyyah dan Fath}ul Mu?in oleh santri tingkat Tsanawiyah di Pesantren Lirboyo