Hubungan penyakit penyerta kehamilan dan tingkat pendapatan selama kehamilan dengan tingkatan depresi pada ibu hamil trimester III di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUP Fatmawati 2010

Kehamilan termasuk salah satu periode krisis dalam kehidupan wanita. Pada kehamilan terjadi perubahan drastis, diiantaranya perubahan fisik dan psikologis. Stress psikologi dan fisik yang terkait dengan kehamilan atau kewajiban baru sebagai wanita dapat mengakibatkan krisis emosional. Stress yang berlangsung setiap hari dapat membebani pikiran dan melemahkan daya tahan tubuh terhadap stress, Ketika seseorang tak dapat bertahan lagi terhadap stress yang ada, maka muncul depresi. yang dicirikan perubahan mood yang drastis seperti mudah tersinggung, sensitif, perasaan tidak berharga dan merasa bersalah, menurunnya kemampuan berkonsentrasi hingga munculnya pikiran secara berulang akan kematian dan bunuh diri. Pada ibu hamil trimester III, ibu hamil mulai rentan sehingga amat menjaga dirinya dan khawatir akan keselamatan janinnya, Kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan seperti persiapan financial amat dibutuhkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan faktor-faktor stressor (penyakit penyerta dan tingkat pendapatan) selama kehamilan dengan tingkatan depresi pada ibu hamil trimester tiga di Poliklinik Kebidananan RSUP Fatmawati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatf desain cross sectional, tehnik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 72 orang. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati pada tanggal 1 Pebruari - 28 Pebruari 2010 selama satu bulan Teknik analisa yang dilakukan yaitu analisa Chi-Square dengan menggunakan ? = 5 %. Instrumen yang digunakan adalah Beck Depression Inventori (BDI) untuk mengukur tingkat depresi pada ibu hamil trimester III Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 66,7% ibu hamil tidak mengalami depresi dan 33,3% ibu hamil mengalami depresi (depresi ringan 26.4 %dan depresi sedang 6.9%). Dari dua variabel yang diteliti, satu variabel ternyata tidak dapat membuktikan adanya hubungan, yaitu Ekonomi (p=1.74), sedangkan variabel yang lain yaitu status kesehatan (p=0.01) secara statistik dapat membuktikan adanya hubungan yang signifikan ibu hamil yang mengalami stressor dengan depresi