Surat al-Fatihah dalam Penafsiran M. Quraish Shihab: Analisis terhadap Pemaknaan Kata Kunci pada Tafsir Al-Misbah

Upaya menafsirkan al-Qur?an adalah tugas setiap generasi. Oleh sebab itu, perlu disadari bahwa hasil interpretasi dari tiap-tiap generasi tidak pernah sampai pada level absolute tapi hanya pada derajat relatif, karena bagaimanapun penerimaan manusia terhadap wahyu verbal-tertulis, berbeda dari waktu-waktu bergantung pada tingkat nalar masing-masing penafsir dan factor eksternal yang turut mempengaruhinya. Dalam konteks Indonesia, penafsiran al-Qur?an terus berkembang hingga saat ini. Tentu ini fenomena yang sangat membanggakan mengingat Indonesia adalah Negara dengan berpenduduk Muslim terbanyak di dunia. Tidak hanya banyak dari sisi kuantitas, karya tafsir al-Qur?an di Indonesia telah memperlihatkan keragaman dari sisi teknis penulisan tafsir dan metodelogi yang digunakan. Menarik untuk mencermati keinginan untuk mengurai makna surat al fatihah yang marak dilakukan ulama/cendekiawan Indonesia. Puluhan karya tentang tafsir atau apresiasi terhadap surat al fatihah telah dihasilkan mereka dengan aneka motivasi, metode, dan kesimpulan beragam. Untuk memberikan semangat positif kepada mahasiswa Tafsir-Hadis yang lain, maka penulis melakukan penelitian ilmiah terhadap tafsir Alfatihah: Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab. Yang penulis bidik dari Alfatihah, tentu saja aspek pendekatan tafsirnya. Sosok M Quraish Shihab tentu sudah tidak asing bagi komunitas mahasiswa Tafsir-Hadis. Pendidikan formalnya yang memang bersentuhan langsung dengan teori-teori penafsiran al-Qur?an dan beliau juga pernah menjadi rektor di UIN Jakarta. Dari sini diharapkan surat al fatihah tampil sebagai inspirator melakukan kebajikan dan perbuatan baik serta melakukan kontekstualisasi atas nilai nilainya dengan perkembangan zaman, sehingga sebagai induk dari al-Qur?an, surat al- F?tihah juga dapat menjadi sandaran dalam kehidupan sehari hari, dan tidak sekedar bacaan yang kerap dibaca tapi sulit diraih maknanya