Analisis perilaku tidak aman pekerja konstruksi PT. PP (Persero) di proyek Pembangunan Tiffany Apartemen Jakarta Selatan tahun 2011

Industri konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki kompleksitas kerja serta risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Dampak negatif yang timbul dari proses pembangunan konstruksi yaitu munculnya angka kecelakaan akibat kerja. Sekitar 80% kecelakaan kerja diakibatkan oleh tindakan tidak aman (unsafe act) dan 20% oleh kondisi tidak aman (unsafe condition). Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku tidak aman (unsafe act) memegang pengaruh yang besar terhadap kecelakaan kerja dibandingkan dengan kondisi tidak aman (unsafe condition). Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2011 di Proyek Pembangunan Tiffany Apartemen Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan pekerja konstruksi berperilaku tidak aman dalam bekerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kualitatif. Pengambilan dan penggalian informasi diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa faktor pendorong yang belum mendukung pekerja konstruksi untuk berperilaku aman dalam bekerja yaitu pengetahuan tentang bahaya yang ada di proyek, persepsi buruk yang dimiliki pekerja mengenai penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), serta sikap pekerja yang tidak disiplin dalam menggunakan APD. Pada faktor pemungkin, didapatkan hasil bahwa ketersediaan APD dan peraturan yang ada di proyek sangat memungkinkan pekerja konstruksi berperilaku aman dalam bekerja, namun masih juga ditemukan pekerja konstruksi yang berperilaku tidak aman. Dan pada faktor penguat, adanya pengawasan dari pengawas dan SHE Officer memberikan pengaruh terhadap perilaku pekerja konstruksi dalam bekerja, karena pekerja selalu merasa diawasi saat bekerja. Selain itu, adanya SHE Talk setiap hari Jumat pagi dan safety sign di area proyek membantu pekerja konstruksi untuk mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan perilaku tidak aman dalam bekerja. Adanya reward untuk pekerja yang selalu berperilaku aman dan punishment untuk pekerja yang berperilaku tidak aman juga dijadikan motivasi bagi para pekerja dalam berperilaku saat bekerja. Untuk mendukung terlaksananya perilaku aman dalam bekerja, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan dan pekerja konstruksi. Bagi pihak perusahaan, seharusnya memberikan informasi kepada pekerja konstruksi mengenai bahaya yang ada di proyek pada saat berlangsungnya SHE Talk dan pengawasan, memperketat pengawasan terhadap kelengkapan APD yang dimiliki pekerja konstruksi, serta memberikan pelatihan mengenai perilaku aman, khususnya tentang penggunaan APD kepada setiap pekerja konstruksi. Dan bagi pekerja konstruksi sebaiknya selalu bertanya kepada pengawas maupun SHE Officer mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui, terutama mengenai bahaya yang ada di proyek, mengubah persepsi yang buruk menjadi lebih baik mengenai penggunaan APD saat bekerja, serta memperbaiki sikap yang negatif (tidak disiplin) dalam menggunakan APD menjadi lebih disiplin lagi