efektifitas penyuluhan agama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual wanita tuna susila di Panti Sosial Karya Wanita �Mulya Jaya� Jakarta

Penyuluhan merupakan salah satu metode atau pendekatan yang digunakan oleh para ahli kejiwaan dalam membantu klien yang sedang menghadapi problem hidup kejiwaan. Kata penyuluh disini mengandung arti �penerangan�, maksudnya Penyuluh Agama memilki tugas dan kewajiban menerangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan agama, hukum hal.al haram, cara, syarat atau rukun dari suatu ritual tertentu, seperti pernikahan, zakat, keluarga sakinah, kemasjidan, dan lain sebagainya. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang membantu kita menyempurnakan dan membangun diri kita secara utuh. Yang dimaksud disini ialah kecerdasan yang berasal dari energy jiwa yang sangat besar, yang mampu menggerakan potensi dari pusat diri menuju permukaan atau lapisan ego. Bila kita mengalami penyakit spiritual, maka kecerdasan spiritual adalah sarana yang dapat kita gunakan untuk bergerak dari suatu yang satu ke yang lain, sarana yang dapat menyembuhkan diri kita sendiri. Tuna susila atau tindak susila dapat diartikan sebagai kurang beradab karena keroyalan relasi seksualnya dalam bentuk penyerahan diri pada banyak laki-laki untuk memuaskan seksual, dan mendapatkan imbalan jasa atau uang bagi pelayanannya. Selain itu tuna susila juga bisa diartikan sebagai : salah satu tingkah, tidak susila/gagal menyesuaikan diri terhadap norma-norma susila Kegiatan penyuluhan agama akan membuat seseorang berfikir secara lebih rasional dalam melakukan berbagai macam kegiatan. Kegiatan penyuluhan agama dapat memotivasi wanita tuna susila dengan memiliki kecerdasan spiritual wanita tuna susila mampu menjadi pribadi yang selalu mengingat Tuhannya dalam melakukan kegiatan apapun. Mengerti apa yang dikerjakan itu baik atau buruk, dan dapat termotivasi dalam memperbaiki diri. Dengan kecerdasan spiritual cara menjalankan kegiatan penyuluhan agama bisa membuktikan hasil yang baik. Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif, pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di PSKW �Mulya Jaya� Jakarta yang melibatkan 30 orang sebagai sampel yang menjadi siswi eks tuna susila. Instrument penelitian yang diberikan berupa kuesioner yang berisikan 50 butir pernyataaan efektifitas penyuluhan agama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh mean sebesar 93.6667 dengan standar deviasi sebesar 4.70021 Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas penyuluhan agama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual wanita tuna susila di Panti Sosial Karya Wanita �Mulya Jaya� Jakarta berada pada kategori kurang efektif. Sebab skornya berada diantara skor tertinggi dan sedang dari nilai yang ada