Pemahaman Hadis tentang Perempuan Menurut Khaled Abou El Fadl

Hadis-hadis yang dinilai bias jender sangat populer dikalangan masyarakat muslim. Para ulama-pun dalam memahami hadis tersebut mengunakan berbagai pendekatan, ada yang mengunakan pendekatan tekstual dan ada pula yang kontekstual. Ulama yang mengunakan pemahaman yang tekstual inilah seperti kaum puritan terkadang terlalu memaksakan diri sehingga hasilnya-pun akan berimbas pada prilaku diskriminatif terhadap kaum perempuan, seperti kasus Malala di Afganistan yang dilarang bersekolah oleh kaum Taliban. Di samping itu, autentitas hadis tersebut sangat beragam sekali ada yang Sahih dan juga ada yang daif. Namun, yang menjadi persoalan bukan Sahih atau daifnya yang paling peting nilai moral yang terkandung dalam hadis tersebut. Khaled Abou El Fadl yang dikenal sebagai pemikir kotemporer yang mempunyai kepedulian terutama terhadap fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh kaum puritan yang bersandar pada hadis-hadis nabawi serta fatwanya sangat diskriminatif terhadap kaum perempuan. Persoalan inilah yang kemudian melahirkan kritikan Khaled terhadap pembacaaan dan penelitian hadis-hadis Nabawi yang dilakukan oleh kaum puritan serta kelompok lain yang memahami hadis tersebut secara literal. Penelitian ini merupakan library research (studi kepustakaan) dengan mengunakan metode diskriptif-analitis ditekankan pada analitis perbandingan yaitu dengan meneliti pemahaman Abou El Fadl terhadap hadis-hadis tentang perempuan yang sering kali dijadikadikan fatwa oleh beberapa kalangan, kemudian pemahaman Khaled dibandingan dengan ulama atau para sarjana Islam yang sama-sama membahas hadis tersebut. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menganalisis hadis tersebut Khaled mengunakan beberapa pendekatan yaitu analisis subtansi hadis dan konsekuensi moral dan sosial hadis. Hadis-hadis yang secara sanad dan matan sahih, akan tetapi mengandung kosekuensi moral dan sosial. Kemudian menetapkan makna serta mengunakan pra-syarat yang keberwenangan dalam memahami teks suci. Sehingga kemudian, meperoleh kesimpulan bahwa hadishadis yang dinilai tidak mengandung konsekuensi moral dan sosial serta banyak merendahkan perempuan, bagi Khaled hadis semacam ini belum bisa dijadikan sandaran dan ia belum bisa mempercayai kalau hadis tersebut bersumber dari Nabi Saw