Peran G-20 dalam mengatasi krisis keuangan Amerika Serikat tahun 2008 - 2009

G-20 merupakan suatu forum kerjasama multilateral antara negara maju dan negara berkembang yang membahas mengenai ekonomi internasional, forum ini beranggotakan 19 negara dan 1 institusi Uni Eropa. G-20 didirikan atas respon dalam menghadapi krisis keuangan global pada tahun 1990-an yang pada saat itu terjadi di banyak negara berkembang seperti di Asia Tenggara dan di Amerika Latin. Selain mendiskusikan mengenai masalah finansial global, G-20 juga membahas masalah lain selain keuangan seperti food security, pangan, kemiskinan, climate change dan lingkungan, karena masalah-masalah tersebut berkaitan dengan keadaan finansial suatu negara. Pada tahun 2008, terjadi krisis besar melanda Amerika Serikat, yang disebabkan oleh kredit macet Subprime Mortgage, Dalam menghadapi krisis keuangan AS ini, G-20 merespon dengan mengadakan berbagai KTT untuk mengeluarkan kebijakan darurat dalam mengatasi krisis ini, hal ini berkaitan juga dengan pengaruh dari krisis keuangan AS kesetiap negara. Ini membuktikan adanya kerjasama antar negara diperlukan untuk mengatasi krisis keuangan ini, dimana permasalahan ini merupakan permasalahan bersama untuk mencapai hasil yang menguntungkan bagi semua pihak. Kerangka teori yang digunakan yaitu menggunakan teori neoliberalisme institusionalis, hal ini dikorelasikan bahwa G-20 merupakan kumpulan negara yang bekerja sama dalam mengatasi permasalahan bersama seperti krisis keuangan AS yang merebak dampaknya ke setiap negara sehingga ini menuntut untuk penyelesaian yang menguntungkan banyak negara, kemudian skripsi menggunakan konsep interdepedensi. Hal ini mengindikasikan bahwa permasalahan satu negara seperti krisis keuangan AS berdampak ke banyak negara, sehingga menandakan adanya ketergantungan antara satu sama lainnya, sebagai dampak dari sistem kapitalisme. Dan yang terakhir mengunakan konsep peran dimana dibutuhkan peran antara negara maupun individu sebagai perwakilan negara dalam bekerjasama melalui forum G-20