Imobilisasi saccharomyces cerevisiae untuk produksi bioetanol g2 dengan bahan baku limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS)

Penggunaan bahan bakar minyak semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penggunaan kendaraan, sedangkan bahan baku fosil sebagai bahan bakar minyak semakin berkurang. Masalah tersebut dapat diatasi dengan mencari bahan baku alternatif lain yang sangat potensial, yaitu biomassa limbah perkebunan. Biomassa ini mengandung lignoselulosa yang dapat diproses menjadi etanol dan berfungsi sebagai bahan bakar alternatif. Biomassa yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kinerja Saccharomyces cerevisiae yang diimobilisasi menggunakan alginat untuk mendapatkan kadar etanol yang tinggi pada proses fermentasi. Metode yang digunakan adalah Separated Hydrolisis and Fermentation (SHF) dan Simultaneous Saccharification and fermentation (SSF). Sel imobilisasi dan sel bebas berturut-turut menghasilkan kadar etanol tertinggi masing-masing pada jam ke-48. Pada metode SHF sebesar 3,7% dan 3,5%; sedangkan pada metode SSF sebesar 3,9% dan 3,8%. Saccharomyces cerevisiae yang diimobilisasi menggunakan alginat tidak dapat menghasilkan kadar etanol yang tinggi akan tetapi dapat meningkatkan kinerja pada proses fermentasi. Kemampuannya dalam mengkonversi glukosa menjadi etanol lebih cepat dibandingkan dengan sel bebas. Hal ini dapat dilihat pada jam ke-24 pada metode SHF dan SSF. Berdasarkan hasil penelitian, produksi bioetanol yang optimum menggunakan metode SSF dengan yeast Saccharomyces cerevisiae yang diimobilisasi pada jam ke-48