Hubungan prestasi belajar pendidikan Agama Islam dengan akhlak siswa SMA dharma Karya UT Tangerang Selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar pendidikan agama Islam (variabel x) dengan akhlak siswa (variabel y). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif, yaitu untuk menguji hubungan antar variabel berdasarkan jenis dan kuantitatif yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan statistika. Dan yang didukung dengan teknik-teknik pengumpulan data melalui hasil observasi, wawancara (interview), angket atau kuesioner, dan dokumentasi. Jumlah populasi target penelitian sebanyak 110 siswa SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan dan diambil sampel sebesar 20% yaitu 22 siswa dengan teknik purposive sampel, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu, dengan pembagian 11 siswa XI IPA dan 11 siswa XI IPS. Instrument penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan berganda (selalu, sering, kadangkadang, dan tidak pernah). Sedangkan teknik korelasi yang digunakan adalah product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada korelasi/hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar PAI dengan akhlak siswa SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara prestasi belajar PAI dengan akhlak siswa sebesar 0,192. Setelah nilai �r� hitung (0,192) diketahui maka dilakukan interpretasi data dengan dua cara, yaitu: 1. Melalui interpretasi secara sederhana atau cara kasar nilai �r� hitung terletak dalam rentang 0,00 � 0,20, berarti antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah. Dan dianggap tidak ada korelasi. 2. Melalui interpretasi dengan menggunakan tabel nilai �r� Product Moment. Diperoleh �r� tabel pada taraf signifikan 1% yaitu 0,537 dan pada taraf 5% yaitu 0,423 dan �r� hitung lebih kecil dari �r� tabel. Adapun koefisien determinasi (kontribusi variabel x terhadap variabel y, diperoleh hasilnya, yaitu 3,69%. Oleh karena itu pembentukan akhlak siswa selebihnya (96,31%) bisa dipengaruhi oleh pembawaan siswa dari lahir, dan faktor dari luar, yaitu pembinaan yang didapat oleh siswa melalui interaksi dalam lingkungan sosial, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat