Alih kode dan campu kode bahasa MinangKabau dalam novel tambo (sebuah pertemuan) karya Gus Tf sakai serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa sastra Indonesia di SMA

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti melihat novel Indonesia yang banyak menjelaskan budaya Minangkabau. Peneliti ingin melihat manfaat bahasa Minangkabau yang terdapat dalam novel Indonesia. Salah satu novel Indonesia yang terdapat bahasa Minangkabau yaitu novel Tambo (Sebuah Pertemuan) karya Gus tf Sakai. Untuk memahami bahasa Minangkabau tersebut peneliti mendata alih kode dan campur kode bahasa Minangkabau terlebih dahulu. Penelitian ini juga memiliki tujuan untuk memperoleh data alih kode dan campur kode bahasa Minangkabau dari segi wujud dan fungsinya yang terdapat dalam novel Tambo (Sebuah Pertemuan) karya Gus tf Sakai serta mencari manfaatnya dengan metode kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh data wujud dan fungsi alih kode dan campur kode. Dari wujud alih kode, yaitu: inter-sentential switching (alih kode antarkalimat) 21,05% dan intra-sentential switching (alih kode intrakalimat) frekuensi kemunculannya 78,9%. Dari fungsi alih kode, yaitu: memberikan penjelasan frekuensi kemunculannya 57,8% dan memberikan informasi 42,2%. Dari wujud campur kode berupa kata, frekuensi kemunculannya adalah 51,4%, wujud frase 40,3%, dan wujud baster 8,34%. Dari fungsi campur kode, yaitu: mengisi kebutuhan linguistis frekuensi kemunculannya 27,8%, memberikan penjelasan 30,6%, dan menekankan identitas 41,7%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Gus tf Sakai memasukkan alih kode dan campur kode dengan tujuan sebagai penjelas dalam menggambarkan unsur kedaerahan dan adat-istiadat Minangkabau. Hasil penelitian ini berimplikasi terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA kelas XI, karena novel ini dapat digunakan sebagai bahan ajar sastra dalam menganalisis unsur ekstrinsiknya berupa nilai budaya, sosial, dan moral