Hubungan mendengarkan musik menggunakan headset dengan gangguan pendengaran pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

Populeritas penggunaan headset dalam mendengarkan musik merupakan hal yang umum di popluasi. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, sebanyak 114 dari 149 mahasiswa (76,5%) FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pengguna headset dalam mendengarkan musik. Tingginya populeritas penggunaan headset di populasi, dapat memicu terjadinya gangguan pendengaran akibat sumber suara semakin dekat ke telinga sehingga berpotensial menyebabkan cidera akibat bising dan disusul dengan kehilangan pendengaran jika digunakan secara berlebihan. Beberapa variabel independen yang diteliti yaitu frekuensi mendengarkan musik, durasi mendengarkan musik, lama penggunaan alat pemutar musik, jenis headset, tingkat bising (Laeq,8h), dan lingkungan tempat mendengarkan musik menggunakan headset. Penelitian dilakukan dari tanggal 4 Oktober 2011 - 31 Januari 2012 pada 83 mahasiswa dengan desain studi crossectional. Analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Pemeriksaan gangguan pendengaran dilakukan dengan alat audiometri di laboratorium faal FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan background noise sebesar 26,75 dBA. Pemeriksaan dilakukan pada frekuensi 0,5, 1, 2, dan 4 kHz dengan definisi gangguan pendengaran jika ambang dengar hantaran udara/ AC mempunyai rata-rata lebih dari 25 dBHL pada keempat frekuensi tersebut. Mahasiswa yang terpilih sebagai sampel penelitian adalah mahasiswa yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan sebanyak 3 dari 83 mahasiswa (3,6%) mengalami gangguan pendengaran pada telinga kanan dan 2 dari 83 mahasiswa (2,4%) mengalami gangguan pendengaran pada telinga kiri. Hasil analisis uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan frekuensi mendengarkan musik menggunakan headset dengan gangguan pendengaran pada telinga kiri (Pvalue=0,043). Dalam mendengarkan musik menggunakan headset, mengurangi frekuensi perlu dilakukan agar potensi bahaya pada pendengaran akibat paparan bising yang terjadi secara berulang terus-menerus dapat diminimalisas