Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar gula darah terkontrol pada penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Kranggan

Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak terjadi di masyarakat. Kadar gula yang tetap tinggi pada penderita DM dapat menjadi menimbulkan penyulit bagi berbagai organ tertentu seperti, pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke, pembuluh darah jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, dll. Sekitar 40% penderita DM Tipe 2 akan mengalami komplikasi bila kadar gula darah tidak terkontrol. Pada tahun 2012 Puskesmas Kranggan memiliki kasus terbesar pada penderita DM Tipe 2 dibandingkan dengan puskesmas perawatan lainnya yang ada di wilayah Tangerang Selatan yaittu sekitar 10% dari 24.044 jiwa (total populasi). Penderita DM Tipe 2 sulit memiliki kadar gula darah terkontrol sehingga, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kadar gula darah terkontrol. Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan metode case-control matching study dengan rasio 1:3. Pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling. Variabel dependen yang diteliti adalah kadar gula darah terkontrol dan variabel independennya adalah pengetahuan tentang DM, aktivitas fisik, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, dan asupan serat. Populasi adalah seluruh pasien DM Tipe 2 yang berobat di puskesmas dan posbindu. Sampel kasus adalah pasien DM yang memiliki kadar gula darah sekitar 80-179 mg/dL sedangkan, sampel kontrol adalah pasien DM yang memiliki kadar gula darah sekitar ?180 mg/dL. Data diperoleh melalui wawancara food recall, kuesioner pengetahuan, kuesioner IPAQ dan rekam medik pasien. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji odds ratio test dan T-independen test. Hasil penelitian menunjukkan 68,7% memiliki pengetahuan tentang DM baik, 53% memiliki akivitas fisik cukup. Aktivitas fisik dan pengetahuan tentang DM yang baik mempengaruhi kadar gula darah terkontrol, rata-rata umur adalah 55 tahun, rata-rata IMT adalah 24 kg/m2 (overweight), rata-rata asupan karbohidrat penderita yang terkontrol adalah 60%, ratarata asupan protein penderita yang terkontrol adalah 17% rata-rata asupan lemak penderita yang terkontrol adalah 22%, rata-rata asupan serat penderita yang terkontrol adalah 8,2 gram. Penderita DM Tipe 2 yang beraktivitas fisik cukup, 5 kali peluangnya memiliki kadar gula darah terkontrol, sedangkan penderita DM Tipe 2 yang berpengetahuan tentan DM baik, 5,25 kali peluangnya memiliki kadar gula darah terkontrol. Ada pengaruh asupan protein dan lemak terhadap kadar gula terkontrol. Tidak ada pengaruh asupan karbohidrat dan serat terhadap kadar gula darah terkontrol. Secara umum, saran bagi Puskesmas Kranggan yaitu untuk melakukan penyuluhan mengenai pola makan yang sesuai syarat DM untuk meningkat pengetahuan penderita dan membuat klub senam diabetes untuk meningkatkan aktivitas fisik penderita sehingga kadar gula darah dapat terkontrol