HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN MAKAN DAN FAKTOR LAIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KLINIK GIZI PUSLITBANG GIZI DAN MAKANAN BOGOR (Analisis Data Sekunder Puslitbang Gizi dan Makanan Bulan Januari 2007-Juli 2008)

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Bogor, hasil penimbangan balita pada tahun 2007 di Kota Bogor menunjukkan bahwa kasus gizi buruk masih dialami oleh sekitar 317 anak atau 0,41%. Sedangkan hasil penimbangan balita pada tahun 2007 di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa belum ada penurunan signifikan jumlah balita yang menderita gizi buruk di Kabupaten Bogor tercatat ada 5.040 anak balita menderita gizi buruk dan 114 anak balita menderita gizi buruk berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat pemberian makan dan faktor lain dengan status gizi balita di Klinik Gizi Puslitbang Gizi dan Makanan. Penelitian ini menggunakan data sekunder Puslitbang Gizi dan Makanan dari bulan Januari 2007-Juli 2008. Populasi penelitian ini adalah balita gizi kurang dan buruk yang mengikuti pemulihan di Klinik Gizi Puslitbang Gizi dan Makanan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan disain cross sectional (potong lintang) dan analisis bivariatnya menggunakan uji chi square. Hasil dalam penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI, umur pemberian MP-ASI, jenis MP-ASI awal, jumlah anak dalam keluarga dan pekerjaan ayah dengan status gizi balita. Namun terdapatnya hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita (p= 0,047) dan terdapatnya hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan status gizi balita (p=0,026). Sebaiknya pemerintah harus melakukan promosi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan pemberian MP-ASI tepat 6 bulan dan pemerintah juga harus gencar melakukan promosi pendidikan gizi baik pada media cetak maupun elektronik atau penyuluhan langsung ke wilayah yang rawan gizi buruk. Selain itu juga, pemerintah harus lebih gencar melakukan pelaksanaan sistem kewaspadaan pangan dan gizi di wilayah yang rawan kurang gizi